Senin 05 Aug 2024 22:58 WIB

Setelah Paris, Gregoria Incar Gelar Juara pada Sisa Tur Tahun Ini

Turnamen terdekat adalah Japan Open yang dimulai pada 20 Agustus.

Pebulu tangkis tunggal putri Indonesia Gregoria Mariska Tunjung memperlihatkan medali perunggu saat penganugerahan medali bulu tangkis tunggal Putri Olimpiade Paris 2024 di Porte De La Chapella Arena, Paris, Prancis, Senin (5/8/2024). Gregoria menyabet medali perungggu sedangkan medali emas diraih An Se-young dari Korsel dan medali perak diraih He Bingjiao dari China.
Foto: AP Photo/Kin Cheung
Pebulu tangkis tunggal putri Indonesia Gregoria Mariska Tunjung memperlihatkan medali perunggu saat penganugerahan medali bulu tangkis tunggal Putri Olimpiade Paris 2024 di Porte De La Chapella Arena, Paris, Prancis, Senin (5/8/2024). Gregoria menyabet medali perungggu sedangkan medali emas diraih An Se-young dari Korsel dan medali perak diraih He Bingjiao dari China.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tunggal putri Indonesia Gregoria Mariska Tunjung bertekad meraih gelar juara pada sisa tur turnamen BWF tahun ini, setelah membawa pulang medali perunggu Olimpiade Paris 2024.

“Aku akan fokus ke world tour tahun ini, karena ada beberapa world tour yang harus dilalui hingga akhir tahun, dan aku bertekad untuk mendapatkan gelar juara,” ungkap Gregoria dalam jumpa pers daring oleh Komite Olimpiade Indonesia (KOI/NOC Indonesia), Senin (5/8/2024).

Baca Juga

Turnamen terdekat adalah Japan Open (Super 750) yang dimulai pada 20 Agustus. Kemudian ada Denmark Open dan China Masters di level Super 750. Untuk turnamen Super 1000, hanya tersisa China Open yang akan digelar September.

Bagi tunggal putri peringkat delapan dunia itu, pengalaman di Olimpiade kali ini merupakan tempat baginya untuk belajar dari banyak pemain hebat. Hal itu pun menjadi amunisi tambahan untuk terus berproses dan mengembangkan diri sebagai seorang atlet.

“Seluruh pemain di Olimpiade adalah pemain-pemain hebat di negaranya masing-masing dengan semangat juang yang tinggi,” kata Gregoria.

“Misalnya Carolina Marin yang berjuang untuk bermain (saat kesakitan dan cedera), tapi memang pada akhirnya tidak bisa dipaksakan,” ujarnya menambahkan.

Saat disinggung mengenai momen spesial selama rangkaian Olimpiade Paris 2024, Gregoria menyebutkan pertandingan melawan Kim Ga-Eun (Korea Selatan) pada babak 16 besar.

“Saat itu cukup tegang dan gim ketiga sangat ketat. Setelah (menang), aku merasa lega karena merasa tidak sendiri di arena, banyak yang merayakan (kemenanganku) dan mengibarkan bendera Indonesia. Itu yang membuat aku semangat mainnya,” kata Gregoria.

“Aku juga mencoba rileks, menyemangati diri sendiri, mencoba bernapas, teriak, dan memberikan afirmasi positif ketika kehilangan poin,” ujarnya menambahkan.

Walaupun ia menjadi satu-satunya peraih medali bagi cabang bulu tangkis, juara dunia junior itu tidak lupa mengapresiasi rekan-rekan satu timnya yang mempersiapkan diri dengan baik.

“Secara hasil memang disayangkan. Tapi jika melihat persiapannya, kakak-kakak senior itu luar biasa latihannya. Semua sektor juga persiapannya sangat baik. Cuma mungkin ada faktor-faktor seperti ketegangan yang harus mereka lawan. Apresiasi buat semuanya,” ujar dia.

Di sisi lain, pelatih tunggal putri Indonesia Herli Djaenudin berharap Gregoria bisa mempertahankan semangat setelah mencapai prestasi ini.

“Gregoria adalah pemain yang tekniknya bagus. Fisiknya pun sudah jauh meningkat dibanding sebelumnya. Mentalitas juga, dalam beberapa pertandingan, di poin-poin kritis bisa dia diatasi,” kata Herli.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement