Senin 05 Aug 2024 05:05 WIB

Militer Iran Umumkan Hasil Penyelidikan Kematian Haniyeh, tak Seperti Narasi Media Barat

Media Barat menyebut Haniyeh gugur akibat ledakan bom yang diselundupkan dua bulan

Pertemuan terakhir Ismail Haniyeh dan Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei. Militer Iran mengumumkan hasil penyelidikan penyebab kematian Haniyeh.
Foto: Dok Istimewa
Pertemuan terakhir Ismail Haniyeh dan Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei. Militer Iran mengumumkan hasil penyelidikan penyebab kematian Haniyeh.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN - Militer Iran, Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) mengumumkan hasil penyelidikan penyebab kematian pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh. Hasilnya sekaligus membantah klaim narasi media Barat yang menyebut Haniyeh gugur akibat ledakan bom yang diselundupkan dua bulan sebelumnya ke dalam gedung tempat dia menginap.

Pembunuhan kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh, berdasarkan hasil penyelidikan militer Iran, dirancang dan dilaksanakan oleh Israel dengan dukungan Amerika Serikat (AS). "Menggunakan proyektil jarak pendek," kata Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, dikutip pada Ahad (4/8/2024).

Baca Juga

Dalam sebuah pernyataan, IRGC menyebut pembunuhan itu sebagai "kejahatan teroris" dan mereka bersumpah akan memberikan "hukuman berat."

IRGC mengatakan, penyelidikan menemukan bahwa "operasi teroris" tersebut meliputi penembakan proyektil jarak dekat dengan hulu ledak seberat sekitar tujuh kilogram, disertai dengan ledakan dahsyat, dari luar tempat Haniyeh menginap.

Pernyataan itu menambahkan bahwa darah Haniyeh "akan dibalaskan" dan Israel akan menerima "respons tegas pada waktu, tempat dan cara yang tepat."

Haniyeh dibunuh pada Rabu dini hari di kediamannya di ibu kota Teheran dalam sebuah serangan misterius yang para pejabat Iran tudingkan terhadap Israel. Pengawal pribadi Haniyeh juga tewas dalam serangan itu. Haniyeh saat itu berada di Teheran untuk menghadiri pelantikan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian.

Pemakaman Haniyeh dipimpin oleh Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pada Kamis pagi, diikuti dengan prosesi besar-besaran. Dia dimakamkan pada Jumat di Doha, Qatar.

Ketegangan meningkat di tengah spekulasi bahwa Iran menyiapkan respons militer terhadap pembunuhan Haniyeh yang cakupannya lebih besar daripada operasi yang menyusul serangan di Konsulat Iran di ibu kota Suriah, Damaskus, pada April.

Dalam tanggapannya terhadap insiden pada Rabu, Khamenei mengatakan bahwa Iran menganggap sebagai kewajibannya untuk "membalas kematian tamunya yang terhormat," dan menjanjikan "hukuman berat."

Pezeshkian juga mengutuk pembunuhan itu, dan berjanji untuk "mempertahankan integritas teritorial, kehormatan, dan martabat negaranya."

photo
Angka Korban Perang Hamas-Israel - (Republika)

Iran akan membalaskan dendam.. baca di halaman selanjutnya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement