REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) berbicara mengenai insiden pembunuhan yang dialami oleh Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh. Jokowi mengaku mengecam insiden tidak beradab tersebut.
Jokowi mengatakan, pembunuhan yang dialami oleh Haniyeh merupakan bentuk kekerasan, dan sangat ditentang. Sehingga, pemerintah RI patut mengecam keras insiden tersebut.
"Itu sebuah kekerasan dan terjadi di wilayah kedaulatan Iran sehingga semua termasuk Indonesia mengecam keras kekerasan itu," ujar Jokowi kepada wartawan usai menghadiri gelaran Festival Ekonomi dan Keuangan Digital (FEKDI) X Karya Kreatif Indonesia (KKI) di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (1/8/2024).
Insiden pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dikonfirmasi oleh Pasukan Penjaga Revolusi Iran (IRGC) pada Rabu (31/7/2024). Ismail berada di Teheran, Iran untuk menghadiri pelantik Presiden Masoud Pezeshkian.
Seperti dilaporkan AP, kecurigaan menuju kepada Israel yang bersumpah akan membunuh Haniyeh dan pemimpin Hamas lainnya setelah serangan 7 Oktober 2023. Televisi negara Iran melaporkan kematian Haniyeh pada Rabu pagi, dan analis mulai menyalahkan Israel.
Adapun Israel tidak segera merespons kematian Haniyeh, namun biasanya operasi pembunuhan dilakukan oleh agen intelijen Mossad.