Ahad 28 Jul 2024 20:40 WIB

Anwar Ibrahim: Malaysia Sudah Kirim Permohonan ke Rusia untuk Bergabung dengan BRICS

Rusia adalah ketua organisasi yang terdiri dari Brasil, India, China, Afrika Selatan.

 Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim.
Foto: EPA-EFE/RUDOLF PORTILLO
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim.

REPUBLIKA.CO.ID, PUTRAJAYA -- Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim pada Ahad (28/7/2024) mengatakan, bahwa Malaysia telah mengirimkan permohonan kepada Rusia untuk bergabung dengan organisasi antarpemerintah BRICS. Rusia adalah ketua organisasi yang juga terdiri dari Brasil, India, China, dan Afrika Selatan.

Anwar mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Kantor Perdana Menteri bahwa keinginan Malaysia untuk bergabung dengan organisasi BRICS adalah inti utama dari diskusinya dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov yang berkunjung ke Kompleks Seri Perdana, Minggu.

Baca Juga

"Malaysia telah mengirim surat permohonan untuk bergabung dengan organisasi (BRICS) kepada Rusia sebagai ketua BRICS, selain menyatakan keterbukaan untuk berpartisipasi sebagai negara anggota atau mitra strategis," katanya.

Pada 18 Juni, Anwar memastikan niat Malaysia untuk bergabung dengan BRICS kepada Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva. BRICS, yang awalnya terdiri dari Brasil, Rusia, India, dan China, didirikan pada tahun 2009 sebagai platform kerjasama untuk ekonomi berkembang, dengan Afrika Selatan bergabung dengan blok tersebut pada tahun 2010. Blok ini sekarang telah diperluas untuk mencakup Iran, Mesir, Etiopia, dan Uni Emirat Arab.

BRICS kini menyumbang seperempat dari ekonomi global, mencakup seperlima dari perdagangan global, dan mewakili sekitar 40 persen dari populasi dunia. Sebelumnya, Lavrov dan delegasinya, yang tiba di Kompleks Seri Perdana pada Minggu pagi, disambut oleh Menteri Luar Negeri Mohamad Hasan.

Selama pertemuan yang berlangsung hampir satu jam, Anwar dan Lavrov juga membahas penguatan hubungan Malaysia-Rusia dan memperluas kerjasama di berbagai sektor, termasuk perdagangan, investasi, keamanan, pertahanan, pendidikan tinggi, sains dan teknologi, pariwisata, dan budaya.

Situasi terkini di Palestina juga dibahas, dengan Malaysia menekankan kebutuhan mendesak untuk gencatan senjata permanen dan bantuan kemanusiaan cepat di Gaza, serta penerimaan Palestina sebagai anggota penuh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Terkait Ukraina, Anwar juga menyerukan dialog dan diskusi sebagai cara untuk menyelesaikan konflik. 

sumber : Antara, Bernama-OANA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement