Rabu 24 Jul 2024 17:59 WIB

LSI: Jika tak Ada Tsunami Politik, Muhidin–Hasnuryadi Berpotensi Menang di Pilkada Kalsel

Baik Muhidin maupun Hasnuryadi punya elektabilitas tertinggi.

Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA, Toto Izul Fatah, saat memaparkan hasil survei Pilgub Kalimantan Selatan, Rabu (24/7/2024).
Foto: istimewa/doc humas
Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA, Toto Izul Fatah, saat memaparkan hasil survei Pilgub Kalimantan Selatan, Rabu (24/7/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Jika tidak ada tsunami politik, pasangan Muhidin – Hasnuryadi Sulaiman, sangat potensial memenangkan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kalimantan Selatan (Kalsel), November 2024 mendatang. Elektabilitas pasangan ini cukup kokoh di atas para calon gubernur dan wakil gubernur lainnya.

“Jika tak ada tsunami politik, seperti kandidat terjerat kasus besar yang diketahui mayoritas publik, kecurangan dan money politic, maka pasangan Muhidin – Hasnuryadi yang punya potensi kuat untuk memenangkan kontestasi politik lima tahunan di Kalsel,” kata Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA, Toto Izul Fatah, saat memaparkan hasil survei, Rabu (24/7/2024).

Toto Izul Fatah,  hari ini, memaparkan hasil survei terbaru LSI Denny JA terkait preferensi warga Kalsel terhadap sejumlah calon gubernur, wakil gubernur dan isu-isu politik lainnya. 

Dijelaskan Toto, potensi menang tersebut karena Muhidin maupun Hasnur sama-sama punya elektabilitas yang tinggi. Sebagai cagub, Muhidin unggul cukup jauh dari cagub lainnya. Begitu juga sebagai cawagub, Hasnur unggul dibanding cawagub yang lain.

Keunggulan Muhidin sebagai cagub, menurut Toto, terlihat dalam berbagai simulasi jumlah calon. Untuk 12 calon, misalnya, Muhidin unggul dengan 27,8%, disusul Raudatul Jannah (Acil Odah) 15,3%, Zairullah 15,1%, Hasnuryadi 10,8%. Sedang calon lain, seperti Denny Indrayana, Ibnu Sina, Rosehan Noor dan Nasrullah di bawah 5%. 

Yang menarik, lanjut Toto, jika dalam simulasi yang semakin dikerucutkan elektabilitas Muhidin semakin naik. Dengan hanya 6 calon, elektabilitas Muhidin dari 27,8 naik menjadi 30,9%. 

Apalagi dalam simulasi head to head, Muhidin semakin tinggi ke posisi elektabilitas di atas 40%. Toto mencontohkan, saat head to head dengan Acil Odah elektabilitas Muhidin tembus ke angka 50,9% . Sedang Acil Odah hanya 26,5%.  Terjadi perlawanan sedikit saat Muhidin turun ke 48,4% ketika berhadapan dengan Zairullah yang 30,0%. 

Saat simulasi dilakukan secara perpasangan, menurut Toto, Muhidin juga tetap memimpin. Jika terjadi 3 pasangan calon, Muhidin – Hasnuryadi (44,6%), Zairullah – Ibnu Sina (23,5%) dan Acil Odah – Akhmad Rozanie (20,0%). 

Namun begitu, Toto mengingatkan bahwa data survei juga mengungkapkan, masih ada 54,1% pemilih yang berkategori soft supporter (pemilih cair). Yaitu, gabungan antara mereka yang sudah punya pilihan tapi bisa berubah dengan yang belum punya pilihan sama sekali.

“Jumlah pemilih yang mayoritas itulah, yang sering saya sebut sebagai lahan tak bertuan. Artinya, pemilih yang masih bisa diperebutkan oleh siapa saja. Termasuk, kandidat yang saat ini masih rendah elektkabilitasnya,” jelasnya.

Sementara itu, lanjut Toto, sampai sekarang belum ada kandidat yang punya strong supporter tembus di angka 30%. Muhidin sendiri juga baru punya pemilih militan di 16,6%, Acil Odah 9,9%, Zairullah 7,6%, dan yang lainnya dibawah 5%. 

“Dari data tersebut, sebenarnya masih terbuka peluang buat siapa saja untuk menang. Hanya, duet Muhidin-Hasnur lebih punya peluang besar. Apalagi, wakilnya, Hasnur punya tingkat kesukaan tertinggi, 88,9%. Masalahnya, Hasnur masih punya problem pengenalan yang baru 65%,” tegasnya.

Survei LSI Denny JA ini dilakukan dari 5 – 11 Juni 2024, menggunakan metodologi standar Multistage Random Sampling. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara tatap muka kepada 800 responden yang tersebar secara proporsional di seluruh kabupaten di Kalsel. Adapun  margin of error penelitin ini 3,5%. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement