REPUBLIKA.CO.ID, PARIS – Seorang anggota parlemen Perancis menyatakan atlet Israel tidak diterima di Olimpiade Paris sehubungan serangan brutal negara Zionis itu ke Jalur Gaza. Ia menekankan, Israel harus diperlakukan serupa dengan Rusia yang dilarang mengikuti olimpiade karena serangan ke Ukraina.
Anggota parlemen France Unbowed (LFI) Thomas Portes mengatakan hal tersebut pada aksi mendukung Palestina akhir pekan lalu. “Delegasi Israel tidak diterima di Paris. Para olahragawan Israel tidak diterima di Olimpiade Paris!” kata dia dilansir Aljazirah. Ia menyerukan “mobilisasi” di sekitar acara tersebut.
Dia kemudian mengatakan kepada surat kabar Parisien bahwa “para diplomat Prancis harus menekan Komite Olimpiade Internasional untuk melarang bendera dan lagu kebangsaan Israel, seperti yang dilakukan terhadap Rusia”. “Sudah waktunya untuk mengakhiri standar ganda,” tambah Portes.
Setelah invasi Rusia ke Ukraina, sejumlah atlet Rusia akan diizinkan berkompetisi di Paris sebagai individu dan tidak menggunakan warna negara mereka. Mereka juga akan diperiksa untuk memastikan tidak menyatakan dukungan terhadap perang tersebut.
Pemerintah Israel meradang dengan seruan Portes tersebut. Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin mengatakan hal tersebut sama dengan menempatkan target di punggung atlet Israel. Ia menggemakan kritik yang dilansir oleh kelompok besar Yahudi Prancis pada Ahad pagi.
Sementara, seorang jurnalis foto Lebanon yang terluka parah akibat serangan Israel di Lebanon selatan membawa obor Olimpiade di Paris untuk menghormati jurnalis yang terluka dan terbunuh di lapangan. Kirab obor adalah bagian dari perayaan yang mana sekitar 10.000 orang dari berbagai lapisan masyarakat dipilih untuk membawa api ke seluruh Prancis sebelum upacara pembukaan Olimpiade pada 26 Juli.
Christina Assi, dari Agence France-Presse, termasuk di antara enam jurnalis yang terkena serangan Israel pada 13 Oktober saat melaporkan konflik antara Hizbullah dan militer Israel. Dia terluka parah dan sebagian kaki kanannya diamputasi. AFP, Reuters dan Aljazirah menuduh Israel menargetkan jurnalis mereka karena mereka bersikukuh berada jauh dari lokasi bentrokan dengan kendaraan yang jelas-jelas ditandai sebagai media pers.
Organisasi hak asasi manusia internasional, Amnesty International dan Human Rights Watch mengatakan serangan itu disengaja terhadap warga sipil dan harus diselidiki sebagai kejahatan perang.
Perkiraan dari para aktivis di Gaza bahwa sekitar 350 pemain olahraga dan atlet telah terbunuh di Gaza sejak dimulainya perang di wilayah tersebut pada tanggal 7 Oktober. Angka tersebut mencakup setidaknya 250 pesepakbola.
Pekan lalu, penjaga gawang terkenal, Shadi Abu-Alarraj, dari Khan Younis, syahid dalam serangan Israel di Al Mawasi menurut media lokal Palestina. Serangan mematikan di wilayah tersebut menewaskan sedikitnya 90 warga Palestina yang berlindung di wilayah tersebut, dan Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan setengah dari mereka yang syahid adalah perempuan dan anak-anak.
Aksi penolakan di Jakarta... baca halaman selanjutnya