Sedangkan Palestine Chronicle melansir, Shadi Abu al-Araj, penjaga gawang Klub Sepak Bola Shabab Khan Yunis, jadi syuhada terkini dari kalangan pesepakbola Palestina. Ia syahid pada Sabtu dalam serangan yang dilakukan oleh tentara Israel di pengungsian Al-Mawasi, di Khan Younis, Gaza selatan, pekan lalu.
Ali Dahlan, juru bicara klub, mengatakan bahwa Klub Pemuda Khan Yunis telah kehilangan seorang pemain terkemuka, Merujuk pada pembunuhan Abu al-Araj.
Dahlan menambahkan bahwa Abu al-Araj bukanlah atlet klub pertama yang dibunuh Israel. Korban sebelumnya termasuk Kapten Taha Kalab, mantan direktur teknis dan direktur sektor pemuda; dan Mohammed Barakat, kapten klub dan pemain senior.
Juru bicara tersebut mengutuk “kejahatan pembunuhan atlet Palestina,” penghancuran markas klub oleh serangan udara Israel, pembakaran fasilitas dan gedung olahraga, dan pembuldoseran lapangan mereka.
Ia juga mengkritik FIFA yang tetap bungkam atas kejahatan Israel tersebut. Menurut Asosiasi Sepak Bola Palestina, Israel telah membunuh hampir 100 pesepakbola Palestina sejak 7 Oktober.
Dua di antara pemain tersebut tergabung dalam Tim Nasional Palestina, termasuk Mohamed Barakat, yang dikenal sebagai “legenda Khan Younis”. Barakat adalah orang Palestina pertama yang mencetak lebih dari 100 gol secara profesional. Ratusan atlet muda lainnya juga syahid, kebanyakan anak-anak.
Footage has emerged of Israeli forces turning a stadium in Gaza into a detention camp where Palestinian detainees are stripped and humiliated.pic.twitter.com/2FJycEQMAL
— Lowkey (Lowkey0nline) December 25, 2023
Setidaknya 90 warga Palestina syahid dan 289 lainnya terluka pada hari Sabtu ketika pasukan pendudukan Israel menargetkan tenda-tenda pengungsi di Khan Yunis, selatan Jalur Gaza, sebuah wilayah yang sebelumnya ditetapkan sebagai wilayah ‘aman’.
Aljazirah melaporkan bahwa tentara Israel melakukan serangan kekerasan dengan lima rudal di kamp pengungsian di sebelah barat Khan Yunis, yang mengakibatkan puluhan kematian dan cedera.
Para aktivis sebelumnya menyerukan boikot terhadap Olimpiade mendatang di Paris atas partisipasi Israel dalam Olimpiade tersebut. Hal ini menyusul pembunuhan sejumlah tokoh olahraga terkemuka, termasuk anak-anak, di Gaza.
Perkiraan dari para aktivis di Gaza bahwa sekitar 350 pemain olahraga dan atlet telah terbunuh di Gaza sejak dimulainya perang di wilayah tersebut pada tanggal 7 Oktober. Angka tersebut mencakup setidaknya 250 pesepakbola.