REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia akan mempertimbangkan seluruh opsi yang ada saat menyiapkan serangan balasan terhadap pengerahan rudal jarak jauh AS di Jerman. Opsi itu termasuk pengerahan sistem rudal serupa dengan AS yang berhulu ledak nuklir.
"Saya tidak mengesampingkan pilihan apapun," ujar Wakil Menteri Luar Negeri Sergey Ryabkov, Kamis (18/7/2024).
Ryabkov mencatat, bahwa karena kesalahan Jerman dan sebelumnya, pertama-tama adalah kesalahan AS, "yang berdiri sebagai pemimpin blok NATO, terjadi kehancuran total pada perjanjian di bidang pengendalian senjata."
"Di situasi ini, dengan mempertimbangkan jumlah total anggota NATO, kami harus mengkalibrasi balasan kami tanpa mengalami hambatan internal, jika bisa saya bilang begitu, mengenai apa, di mana dan kapan bahwa (senjata ini) dimungkinkan, dibutuhkan dan apakah perlu untuk dikerahkan," paparnya.
Hal itu disebutnya sebagai rangkaian pilihan seluas mungkin. "Ini bukan ancaman untuk siapa pun. Ini adalah sebuah cara untuk menemukan algoritma yang paling efektif, termasuk paling hemat biaya, untuk balasan bagi tantangan yang terus berubah," ujarnya.