Senin 15 Jul 2024 02:19 WIB

DPP LDII Bersama BKKBN Sepakat Perkuat Sinergi Pencegahan Stunting

Akan dilaksanakan pemeriksaan hemoglobin pada 250 santriwati.

Rep: Antara/ Red: Gilang Akbar Prambadi
DPP LDII berkunjung ke Kantor Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jakarta. Dalam silaturahim tersebut, LDII dan BKKBN membahas pencegahan stunting.
Foto: Dok. Web
DPP LDII berkunjung ke Kantor Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jakarta. Dalam silaturahim tersebut, LDII dan BKKBN membahas pencegahan stunting.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- DPP LDII berkunjung ke Kantor Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jakarta. Dalam silaturahim tersebut, LDII dan BKKBN membahas pencegahan stunting.

“Persoalan stunting menjadi tanggung jawab semua pihak. Mulai remaja, tumbuh kembang calon ibu harus diperhatikan. Jadi tidak hanya berbicara tentang anak saja,” ujar Ketua Departemen Pemberdayaan Perempuan dan Kesejahteraan Keluarga (PPKK) DPP LDII Sri Tresnahati Ashar, dikutip dari Kantor Berita Antara, Ahad (14/7/2024).

Baca Juga

Menindaklanjuti hal tersebut, DPP LDII akan menghelat “Webinar Pencegahan Stunting”, pada 27 Juli mendatang. “Rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu webinar secara hybrid diikuti 500 santri Ponpes Wali Barokah, Kota Kediri secara offline dan peserta dari DPW dan DPD LDII se-Indonesia secara daring,” ujar dia.

Selain webinar, ia mengungkapkan, akan melaksanakan pemeriksaan hemoglobin pada 250 santriwati. “Serta talkshow, yang akan mengundang Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo,” kata Sri Tresnahati Ashar.

Selanjutnya untuk memperkuat program tersebut, Sri Tresnahati Ashar menambahkan, akan menghelat penandatanganan nota kesepahaman antara LDII dan BKKBN terkait pencegahan stunting. “Harapannya, akan banyak warga Indonesia memahami bagaimana dampak dan penanganan stunting. Kami sebut, gerakan bersama,” ujar dia.

Menanggapi itu, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengungkapkan, program LDII tersebut selaras dengan program BKKBN. “Terutama dalam pencegahan dan penanganan stunting, serta program keluarga bahagia,” ujar Hasto.

Terkait program keluarga bahagia, Hasto mengatakan, keluarga Indonesia banyak mengalami mental disorder. “Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang tentram, mandiri dan bahagia. Program Tri Sukses LDII selaras dengan target ini. Nilai-nilai yang sangat baik, yang bisa diterapkan dalam keluarga,” kata mantan Bupati Kulonprogo tersebut.

Di sisi lain, Hasto menjelaskan, BKKBN dan LDII memiliki program yang beririsan. LDII merupakan ormas yang peduli pada pembangunan sumber daya manusia. "Saya kira banyak hal yang beririsan antara program untuk keluarga berkualitas BKKBN dengan program yang ada di LDII. Untuk itu, BKKBN mengapresiasi dan mudah-mudahan bisa bersama-sama membangun keluarga yang berkualitas," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement