REPUBLIKA.CO.ID, IRAK — AlSafi Danone berinvestasi 18 juta dolar AS atau setara dengan Rp 292,5 miliar untuk pengembangan dan pemenuhan kebutuhan susu di Irak. Dana ratusan miliar itu juga berasal dari International Finance Corporation (IFC) yang merupakan anggota Kelompok Bank Dunia.
Sebagaimana dikutip dari DairyReporter, Investasi ini membiayai penambahan lini produksi dan distribusi di pabrik AlSafi Danone Irak di Erbil. Masuknya modal tersebut juga membuka banyak lapangan pekerjaan bagi warga setempat.
AlSafi Danone Irak yang merupakan salah satu produsen susu terbesar di Irak yang didirikan pada 2012 lalu. AlSafi Danone Irak didirikan oleh Al Safi Danone dan konglomerat Arab Saudi Al Faisaliah serta Danone dan distributor asal Irak, Al Yasra.
Investasi itu telah menggantikan sebagian impor produk susu olahan dari Kerajaan Arab Saudi (KSA) ke Irak melalui produksi perusahaan lokal. Al Safi Danone kini telah menjadi produsen susu terbesar dan membantu mendorong kemandirian produk susu lokal di Irak.
Sementara, operasi pabrik AlSafi Danone Irak di Erbil memiliki kapasitas produksi sekitar 59.000 ton per tahun. Investasi miliaran rupiah itu telah meningkatkan kapasitas produksi dan standar distribusi makanan serta menciptakan lebih dari 250 lapangan pekerjaan.
Pabrik di Erbil memproduksi yogurt dengan nama produk Activia yang dapat langsung konsumsi, beragam susu UHT khusus untuk anak dan orang dewasa dan keju dengan merek dagang AlSafi.
Investasi ini membantu AlSafi Danone Irak membangun perusahaan susu modern dengan peralatan pemrosesan dan pengemasan terbaru. Penanaman modal itu juga sudah membantu perusahaan untuk melatih karyawan sesuai dengan standar internasional.
"Berkat teknologi ini, pasar lokal akan menikmati produk susu berkualitas lebih tinggi dengan harga terjangkau," kata George Abi Najem selaku Manajer Umum AlSafi Danone untuk Gulf Cooperation Council (GCC), Irak dan Levant.
Direktur Timur Tengah dan Afrika Utara IFC, Mouayed Makhlouf menjelaskan bahwa investasi ini merupakan bagian dari strategi kelompok Bank Dunia yang lebih luas untuk mendukung diversifikasi ekonomi Irak yang bergantung pada minyak. Hal tersebut juga membantu pembangunan di Irak sambil memfasilitasi investasi dari negara-negara lain di kawasan ke Irak.
"Komitmen kami untuk proyek ini mendorong investor internasional dan domestik lainnya untuk berinvestasi di Irak," kata Makhlouf.