Senin 08 Jul 2024 09:53 WIB

Inalillahi, Korban Jiwa Genosida di Gaza Diperkirakan Capai 186 Ribu

Seorang anak kembali meninggal akibat kelaparan di Gaza.

Perempuan  memegang jenazah putrinya, Zena Naser, yang syahid akibat pemboman Israel di kamp pengungsi Maghazi, Jalur Gaza tengah, Selasa, 25 Juni 2024.
Foto:

Kantor berita WAFA melansir. Beberapa warga sipil syahid dan terluka semalam dalam penembakan Israel di wilayah yang tersebar di Jalur Gaza yang terkepung. Menurut sumber lokal, pesawat tempur pendudukan menargetkan sebuah rumah di kamp pengungsi Bureij di pusat Jalur Gaza, yang menyebabkan terbunuhnya tiga warga sipil dan melukai beberapa lainnya. 

Rumah Sakit Al-Awda di kamp pengungsi al-Nuseirat juga menerima jenazah dua warga sipil yang menjadi sasaran di Jembatan Wadi Gaza, di tengah Jalur Gaza. Dua warga sipil juga syahid dalam pemboman Israel yang menargetkan pertemuan warga sipil di distrik Zeitoun timur Kota Gaza. Pesawat-pesawat tempur Israel menargetkan Sekolah Keluarga Suci di lingkungan al-Rimal di Jalur barat, menghancurkan sebagian dari sekolah tersebut. 

Seorang warga juga ayahid akibat tembakan artileri Israel di sebelah barat kota Beit Lahia di Jalur Gaza utara. Kru medis mengangkut satu jenazah dan seorang warga sipil yang terluka menyusul pemboman pendudukan yang menargetkan wilayah timur kota Rafah di Jalur selatan. 

Jumlah warga sipil yang syahid sejak dimulainya agresi Israel di Jalur Gaza melalui darat, laut, dan udara pada 7 Oktober 2023 mencapai 38.153 jiwa, sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan. Setidaknya 87.828 orang lainnya terluka. Ribuan korban masih terjebak di bawah reruntuhan dan berserakan di jalan, sementara kru ambulans dan pertahanan sipil menghadapi kesulitan besar untuk menjangkau mereka.

Sementara sumber medis mengumumkan kematian seorang anak berusia enam tahun karena kelaparan dan dehidrasi, sehingga jumlah korban malnutrisi di Jalur Gaza menjadi 41 orang. Sumber yang sama mengatakan bahwa seorang anak dari Deir al-Balah di Jalur Gaza tengah meninggal karena kekurangan gizi, dehidrasi, dan kurangnya pasokan medis di Rumah Sakit Martir Al-Aqsa. 

Sebelumnya, sumber medis mengumumkan bahwa 50 anak di Jalur Gaza utara menderita kekurangan gizi. Selain itu, sumber medis di Rumah Sakit Kamal Adwan melaporkan gejala kekurangan gizi pada lebih dari 200 anak di Jalur Gaza. Mereka memperingatkan bencana kemanusiaan yang dihadapi Gaza utara karena kelaparan yang akan terjadi. 

Penduduk Gaza utara, yang berjumlah sekitar 700.000 jiwa, menderita kekurangan makanan dan sayur-sayuran akibat penutupan perbatasan yang terus menerus dilakukan Israel dan penghentian pengiriman truk bantuan ke wilayah utara. Menurut pejabat lokal dan organisasi internasional, situasi ini membawa kembali momok kelaparan di Gaza utara. Pada tanggal 7 Mei, militer Israel menguasai perbatasan Rafah antara Gaza dan Mesir, yang semakin memperburuk bencana tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement