Sabtu 06 Jul 2024 16:32 WIB

Sumpah Masoud Pezeshkian Usai Terpilih Sebagai Presiden Republik Islam Iran

Reformis Masoud Pezeshkian mengalahkan capres dari konservatif, Saeed Jalili.

Kandidat untuk pemilihan presiden Iran Masoud Pezeshkian berpidato di pertemuan kampanye di Teheran, Iran, Jumat, 14 Juni 2024.
Foto: AP Photo/Vahid Salemi
Kandidat untuk pemilihan presiden Iran Masoud Pezeshkian berpidato di pertemuan kampanye di Teheran, Iran, Jumat, 14 Juni 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, Reformis Masoud Pezeshkian akhirnya terpilih sebagai Presiden Republik Iran setelah mengalahkan kandidat dari Partai Konservatif, Saeed Jalili di putaran kedua pemilihan presiden yang hasilnya diketahui Sabtu (6/7/2024). Pezeshkian menyatakan bahwa ia siap untuk mengulurkan tangan untuk menggandeng lawan-lawannya, menyebut mereka "saudara."

"Jalan sulit ke depan tidak akan menjadi mulus tanpa dukungan, empati, dan kepercayaan," kata Pezeshkian lewat unggahannya di X, Sabtu.

Baca Juga

"Saya mengulurkan tangan kepada anda dan bersumpah atas kehormatan saya bahwa saya tidak akan meninggalkan anda sendirian di jalan ini. Jangan tinggalkan saya sendiri," ujar Pezeshkian menambahkan.

Sebelumnya, juru bicara komite pemilu Iran Mohsen Eslami mengatakan Pezeshkian meraih suara 16.384.403 dan memenangi pemilihan presiden negara tersebut. Pezeshkian seperti dilaporkan Anadolu, mengalahkan Saeed Jalili yang tertinggal dengan 13.538.179 suara pada putaran kedua yang menghasilkan jumlah pemilih yang relatif lebih tinggi.

Pemungutan suara dibuka pada Jumat (5/7/2024) pukul 8 pagi waktu setempat di seluruh negeri dan pemungutan suara diperpanjang tiga kali sebelum mencapai puncaknya pada tengah malam dengan lebih dari 30 juta orang memberikan suara. Jumlah pemilih pada pemilu putaran kedua tercatat lebih dari 50 persen dari total penduduk, jauh lebih tinggi dibandingkan jumlah pemilih pada putaran pertama sebesar 40 persen dan jumlah pemilih pada pemilu presiden 2021 sebesar 48,8 persen.

Menurut data resmi, sekitar 61 juta warga Iran berhak memilih dalam pemilu selain sekitar 10 juta warga Iran yang tinggal di luar negeri. Penghitungan suara dimulai segera setelah pemungutan suara ditutup pada tengah malam dan jumlah penghitungan suara tahap pertama diumumkan oleh Kementerian Dalam Negeri pada pukul 02.30.

Pada awalnya, Pezeshkian unggul tipis dengan 1,26 juta suara berbanding 1,24 juta untuk Jalili. Namun, seiring berjalannya penghitungan, kesenjangan antara kedua kandidat semakin lebar.

Penghitungan terakhir diumumkan oleh Kementerian Dalam Negeri sekitar pukul 06:45 dengan Pezeshkian memperoleh lebih dari 16,3 juta suara dibandingkan Jalili yang memperoleh 13,5 juta suara, jauh lebih unggul dibandingkan kandidat konservatif. Pada pemilu 28 Juni, Pezeshkian memperoleh 10,4 juta suara dari 24,5 juta suara yang dihitung dan Jalili menempati posisi kedua dengan 9,4 juta.

Pezeshkian akan menggantikan Presiden Ebrahim Raisi yang tewas dalam kecelakaan helikopter pada 19 Mei bersama tujuh orang lainnya. Pezeshkian sebelumnya menjabat sebagai Menteri Kesehatan di pemerintahan Mohammad Khatami (2001-2005) selain mewakili Tabriz di parlemen sejak 2008.

Sebagai seorang ahli jantung, Pezeshkian juga mengepalai Universitas Ilmu Kedokteran Tabriz yang merupakan salah satu institusi medis terkemuka di Iran utara. Dua pencalonannya yang gagal sebelumnya untuk kursi kepresidenan terjadi masing-masing pada tahun 2013 dan 2021.

photo
Tiga Jurnalis Perempuan Iran Terima Penghargaan Kebebasan Pers Dunia - (Reuters)

sumber : Antara, Anadolu, Sputnik
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement