Kamis 04 Jul 2024 14:04 WIB

Aktivis Pro-Palestina Panjat Parlemen Australia, Papua Dibawa-bawa

Australia dituding membiarkan terjadinya genosida di Gaza.

Seorang petugas Polisi Federal Australia mencopot spanduk pro-Palestina yang digantung di Gedung Parlemen Australia di Canberra pada Kamis (4/7/2024).
Foto: Tracey Nearmy/Reuters
Seorang petugas Polisi Federal Australia mencopot spanduk pro-Palestina yang digantung di Gedung Parlemen Australia di Canberra pada Kamis (4/7/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA – Pengunjuk rasa pro-Palestina membentangkan spanduk di atap Gedung Parlemen Australia di Canberra, sebagai protes atas perang genosidal Israel di Jalur Gaza. Ada persoalan Papua dimasukkan dalam protes tersebut.

Dalam salah satu spanduk yang dibentangkan, tertulis “Penjahat Perang” dalam bahasa Inggris. Dibawahnya disebutkan sejumlah kejadian dan wilayah yang Australia dituding terlibat didalamnya. Diantaranya Perang Perbatasan (dengan suku Aborigin), Vietnam, Timor Leste, Papua Barat, Afghanistan, Irak, dan akhirnya Palestina.

Baca Juga

Selain itu, ada juga spanduk bertuliskan: “Dari Sungai hingga Lautan, Palestina akan Merdeka.” Spanduk lain bertuliskan, “Tidak ada perdamaian di tanah curian, genosida sejak 1788”, mengacu pada tahun ketika Australia dijajah oleh Inggris, dan solidaritas jangka panjang antara Penduduk Asli Australia dan Palestina.

Aljazirah melaporkan, sebelumnya pada Kamis, penyelenggara mengatakan setidaknya 100 orang melakukan protes di luar sebuah pabrik yang mereka katakan merupakan bagian dari rantai pasokan jet tempur F-35 di Melbourne, Australia, di tengah protes yang sedang berlangsung terhadap peran industri manufaktur senjata Australia dalam perang Israel di Gaza.

Gedung Parlemen Australia dirancang dengan atap datar dan halaman berumput untuk melambangkan “bahwa pemerintah tidak pernah berada di atas rakyat”, menurut Kantor Pendidikan Parlemen Australia; namun, pagar keamanan dipasang secara kontroversial pada tahun 2017 untuk mencegah akses publik.

Terkait Papua, militer Australia kerap dikritik karena berlatih dengan TNI yang dituding melakukan pelanggaran HAM di wilayah paling timur Indonesia itu. Sejauh ini, konflik antara TNI dan kelompok separatis bersenjata Papua masih terus terjadi.

Bentrokan terkini di Papua... baca halaman selanjutnya

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement