Rabu 03 Jul 2024 15:35 WIB

Di Balik Israel Serang Gaza, Ada Niat Zionis Kuasai Gas dan Minyak Palestina

Israel tak ingin hentikan serangan ke Jalur Gaza dengan dalih hancurkan Hamas.

Rep: Thr/ Red: Teguh Firmansyah
Serangan udara Israel ke Jalur Gaza
Foto:

Menguasai minyak

Pada tahap awal serangan gencar di Gaza, tulis Emali, muncul diskusi mengenai skenario alternatif, termasuk proposal dari Kementerian Intelijen Israel yang menyarankan perpindahan penduduk Gaza ke Semenanjung Sinai.

Netanyahu secara aktif terlibat dalam melobi Uni Eropa untuk memberikan tekanan pada Mesir agar menyetujui gelombang besar warga Gaza ke gurun pasir.

Selanjutnya, tiga minggu setelah perang, Israel memberikan izin eksplorasi baru kepada enam perusahaan, termasuk BP dan ENI, untuk mengeksplorasi cadangan gas alam di Zona G, wilayah yang berbatasan dengan garis pantai Gaza.

Khususnya, 62% dari wilayah tersebut berada dalam batas maritim yang dideklarasikan oleh Palestina pada tahun 2019 berdasarkan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (UNCLOS) tahun 1982, di mana Palestina menjadi salah satu penandatangannya.

Dalam laporan UNCTAD tahun 2019, tingginya biaya finansial akibat hilangnya dukungan finansial yang diperlukan warga Palestina untuk pembangunan dan pembangunan negara akibat pendudukan Israel ikut disorot.

Laporan tersebut menyatakan, Cadangan Marine 1 dan Marine 2 ditemukan pada tahun 1999, dan BGG mulai melakukan pengeboran gas pada tahun 2000.

Orang-orang Palestina secara hipotetis dapat memonetisasi ladang-ladang ini dan menginvestasikan nilai bersih sebesar 4,592 miliar dolar AS selama 18 tahun hingga saat ini.

Dengan asumsi tingkat pengembalian riil tahunan yang rendah yaitu sebesar 2,5 persen, warga Palestina telah kehilangan potensi pemasukian sekitar 2,570 miliar dolar AS karena pencegahan pelaksanaan hak mereka untuk mendapatkan keuntungan dari eksploitasi sumber daya alam, yang dijamin berdasarkan hukum internasional.

Di sisi lalin, Israel terus menjadikan tujuan utama memperluas cakupan pendudukannya untuk melanjutkan pembersihan etnis di Palestina. Meskipun ada peringatan dari sekutu utamanya seperti AS, Israel terus menargetkan Rafah.

Jika tujuan pembersihan etnis berhasil, Israel dapat mencapai tujuan lamanya untuk memperoleh kendali penuh atas Gaza, sekaligus menguasai sumber daya minyak dan gas yang berharga.

Ambisi ini sejalan dengan keinginan Israel untuk menjadi pusat jalur Koridor India-Timur Tengah-Eropa (IMEC) dan pemasok energi alternatif ke pasar Eropa yang bertujuan untuk melepaskan diri dari gas Rusia sejak pecahnya perang di Ukraina.

Oportunisme ini akan semakin nyata seiring dengan terungkapnya tindakan Israel di Rafah, dan semakin berkembangnya hubungan Israel dengan perusahaan-perusahaan energi internasional.

Terbukti bahwa, saat ini, Israel melanjutkan strategi gandanya, yaitu mempersenjatai dan memberi insentif kepada pemukim ilegal di Tepi Barat sambil secara agresif melakukan pendudukan militer di Gaza dengan memperhatikan sumber daya alamnya.

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement