Rabu 03 Jul 2024 06:27 WIB

Sejarah Awal Penjajahan Belanda di Bumi Maluku

Penjajahan Belanda atas Maluku semakin kuat pada awal abad ke-17.

Perlawanan rakyat Ternate. (Foto koleksi DR Muridan: Sampul buku tentang perjuangan Sultan Nuku)
Foto:

Sepanjang abad ke-17, orang-orang Ternate bangkit mengadakan perlawanan. Mereka dipimpin para bangsawan yang tidak terima campur tangan Belanda di istana. Namun, hegemoni Belanda masih terlampau kuat karena melancarkan politik adu domba. Tokoh-tokoh yang dekat dengan Belanda dimuluskan jalannya untuk menduduki kekuasaan, sedangkan di luar mereka dicap sebagai pemberontak.

Empat perlawanan besar terhadap Belanda harus berakhir dengan kekalahan. Tidak sedikit sultan yang anti-Belanda kemudian dijatuhi hukuman mati atau diasingkan ke Pulau Jawa. Demikianlah zaman Kompeni menancapkan kuku kekuasaannya di Maluku.

Pada 1799, keadaan berubah sekejap. Lembaga ini dinyatakan bangkrut antara lain karena dililit utang serta skandal korupsi yang menjerat para pegawainya. Kerajaan Belanda lalu mengambil alih seluruh wilayah taklukan VOC di Asia, termasuk Maluku.

Sejak awal abad ke-19, Hindia Belanda terbentuk sebagai suatu negeri jajahan. Dua perang global selanjutnya mengubah wajah kolonialisme di sini untuk selamanya.

Republik Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945 atau menjelang akhir Perang Dunia II. Bagaimanapun, eksistensi Ternate dan Tidore masih berlanjut sebagai entitas yang berkuasa secara simbolis-budaya.

Sekarang, tampuk tertinggi Kerajaan Ternate dipegang penerus Sultan Mudaffar Sjah (wafat 2015). Adapun sultan Kerajaan Tidore saat ini bernama Husain Sjah.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement