Senin 24 Jun 2024 14:31 WIB

Mungkinkah Anies Bisa Maju dan Menang tanpa Dukungan PKS?

Anies belum mendapatkan perahu untuk maju di Pilgub DKI.

Rep: Bayu Adji P/Teguh/Antara/ Red: Teguh Firmansyah
Spanduk bergambar mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dipasang saat acara Silaturahmi Idul Adha bersama sejumlah elemen warga di Jakarta, Rabu (19/6/2024). Pada kesempatannya, Anies menerima aspirasi dari warga yang tergabung dalam kelompok Masyarakat Peduli Jakarta agar maju dalam ajang pemeilihan Gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2024 yang digelar pada November mendatang.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Spanduk bergambar mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dipasang saat acara Silaturahmi Idul Adha bersama sejumlah elemen warga di Jakarta, Rabu (19/6/2024). Pada kesempatannya, Anies menerima aspirasi dari warga yang tergabung dalam kelompok Masyarakat Peduli Jakarta agar maju dalam ajang pemeilihan Gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2024 yang digelar pada November mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PKS telah memutuskan untuk memajukan kader mereka Sohibul Iman sebagai bakal calon gubernur DKI, alih-alih Anies Baswedan. Padahal, selama Pilgub DKI 2019 dan Pilpres 2024, PKS dan Anies berada di gerbong yang sama.

Beragam pertanyaan muncul, mungkinkah Anies bisa maju tanpa ada PKS? Ini mengingat PKS memiliki suara kursi signifikan di DKI yakni 18 kursi, terbanyak dibandingkan partai lain.

Baca Juga

Dukungan PKS dapat mambuka peluang bagi Anies mendapat perahu di Pilkada DKI. Karena Anies butuh dukungan 22 kursi di DPRD DKI jik ingin maju di Pilgub.

Tak hanya itu, PKS juga memiliki basis massa yang cukup signifikan di DKI. PKS merupakan partai dengan peroleh suara terbesar Pileg di DKI. PKS nenorehkan 1.012.028 suara atau 16,68 persen suara.

PKS memiliki kader solid di Jakarta yang selama ini menjadi salah satu mesin suara dari Anies. Artinya, kalau pun Anies bisa maju, mungkinkah tetap bisa menang?

Juru bicara (Jubir) relawan Anies Baswedan, Iwan Tarigan, mengaku menghargai keputusan yang telah diambil oleh partai pemenang dalam pemilihan umum (pemilu) 2024 di DKI Jakarta itu. Keputusan itu dinilai merupakan hasil rembuk dari internal PKS.

"Kami menghargai proses yang berjalan di internal PKS," kata dia melalui keterangan tertulis, Senin (24/6/2024).

Kendati demikian, peluang PKS untuk mendukung Anies disebut masih sangat terbuka. Keputusan PKS juga dinilai masih bisa berubah menjelang pendaftaran pasangan calon ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Iwan mengatakan, proses pendaftaran calon baru akan dilakukan pada akhir Agustus 2024. Artinya, masih banyak kesempatan untuk PKS mengubah keputusannya.

"Karena itu, kami yakin PKS akan tetap bersama kami (Anies), karena selama ini sudah menjadi sebuah tim yang hebat di Pilkada DKI 2017 dan Pilpres 2024," kata mantan jubir Timnas Amin itu.

Juru Bicara PKS Ahmad Mabruri mengatakan, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKS mengajukan Sohibul Iman menjadi bakal cagub DKI Jakarta. Menurut dia, sebagai partai pemenang di Jakarta, PKS memutuskan mengusung kadernya sendiri.

"Sebagai partai pemenang di Jakarta, PKS memutuskan akan memperjuangkan kader terbaiknya sebagai cagub DKI Jakarta. Kandidat yang kami usung adalah Mohamad Sohibul Iman, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Majelis Syuro PKS," ujar Mabruri dalam melalui keterangannya yang dikonfirmasi Republika, Ahad (23/6/2024).

Sementara itu, Nasdem yang menjadi pendukung Anies di Pilpres juga belum memberikan lampu hijau.

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengatakan bahwa pihaknya bakal melihat situasi dalam beberapa waktu ke depan untuk mendeklarasikan dukungan terhadap Anies Baswedan pada Pilkada Jakarta 2024.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement