Ahad 23 Jun 2024 10:55 WIB

Kisah Surat Rasulullah SAW Menjamin Keberadaan Kristen Armenia

Perlindungan Rasulullah SAW membuat komunitas kristen Armenia lestari di Yerusalem.

Pintu masuk menuju wilayah Armenia di Yerusalem pada abad ke-19.
Foto: US Library of Congress
Pintu masuk menuju wilayah Armenia di Yerusalem pada abad ke-19.

Oleh Fitriyan Zamzami

REPUBLIKA.CO.ID, YEREVAN -- Lebih dari satu milenium lalu, komunitas Kristen Armenia terjaga kehadirannya di Yerusalem. Berbagai penguasa Yerusalem berganti, mereka masih tetap lestari hingga saat ini. Siapa nyana, ada peran penting Rasulullah Muhammad SAW menjamin rentang panjang kehadiran mereka.

Baca Juga

Pada 2018 lalu, sejarawan keturunan Armenia, Dr Garbis Harboyan dari Kanada, menuliskan secara detail soal keberadaan dokumen di di harian Aztag di Beirut, Lebanon. Ia menulis soal sebuah salinan naskah kuno yang tersimpan di Institut Manuskrip Kuno Mesrop Mashtots, di Yerevan, ibu kota Armenia. Matenadaran, sebutan arsip itu menghimpun koleksi manuskrip yang disimpan oleh Gereja Armenia di Etchmiadzin.

Di dalam arsipnya terdapat salinan perjanjian-perjanjian yang dianggap berasal dari Nabi Muhammad dan Ali bin Abi Thalib. Dokumen-dokumen ini diterjemahkan dari bahasa Arab aslinya ke dalam bahasa Turki, Farsi, dan Armenia. Hal ini menunjukkan bahwa dokumen-dokumen tersebut dianggap absah oleh seluruh pemerintahan Muslim yang pernah menaungi komunitas Kristen Armenia. 

Harboyan menuturkan, Patriarkat Armenia didirikan di Yerusalem hampir 2.000 tahun yang lalu. Banyak orang Armenia yang berziarah ke Yerusalem setelah masuk Kristen pada awal abad ke-301. Mereka telah membangun sebagian dari Biara Sourp Hagop pada 420 Masehi. Pada abad keenam, orang-orang Armenia telah membangun 66 lembaga keagamaan di Yerusalem.

Pada 626 Masehi , Patriark Armenia Abraham I dari Yerusalem, melihat kebangkitan kekuatan Muslim dari Arabia. Ia kemudian berangkat ke Madinah dengan delegasi 40 orang terkemuka Armenia untuk bertemu dengan Nabi Muhammad untuk mendapatkan perlindungannya. Sejarawan mengira-ngira bahwa bisa jadi rombongan itu ke Madinah bersama kaum Kristen dari Najran.

Harboyan melaporkan bahwa Nabi telah menyambut para tamu Armenia dengan rasa hormat, dan kebaikan, serta mendengarkan saran Patriark Abraham I. Delegasi Armenia menyatakan ketundukannya kepada Nabi, kesiapan untuk bekerja sama dengannya, dan meminta perlindungannya.

Di akhir pertemuan, Nabi Muhammad SAW mengeluarkan ketetapan. 

“Saya, Muhammad bin Abdullah, nabi dan hamba Allah. Saya memberi hormat kepada Patriark Abraham, saya menghormati dia dan semua uskup agung, uskup, dan imam di Yerusalem, Damaskus, dan wilayah Arab; dengan kata lain, orang-orang yang tunduk pada Yerusalem, seperti orang Etiopia, Koptik, dan Asiria. Saya menjamin keamanan biara, gereja, pusat pendidikan, properti dan tanah mereka. 

Saya, Nabi Muhammad, dengan kesaksian Allah, dan 30 orang di sekitar saya, saya memberikan perlindungan dan perlindungan saya, dan saya memberikan restu saya kepada gereja-gereja Armenia, di manapun mereka berada, di seluruh Yerusalem, Makam Suci Kristus, Sirp Gereja Hagop, Gereja Betlehem, semua rumah doa, biara, jalan Golgota, dan tempat suci. Saya juga mengamankan dan memastikan bahwa perlindungan saya juga meliputi bukit-bukit, lembah-lembah Kristen, dan lembaga-lembaga penghasil pendapatan Kristen. Saya nyatakan semua ini atas nama saya sebagai Nabi dan atas nama umat Islam.”

photo
Plakat berisi dokumen perlindungan Muslim terhadap umat Kristen Armenia. - (Public Domains)

Nabi Muhammad menginstruksikan penerusnya untuk menghormati keputusannya dan melaksanakannya secara detail. Hadir dalam pertemuan itu adalah Umar bin Khattab yang menjadi salah satu penerus Nabi dan mengeluarkan ketetapan serupa yang mengukuhkan ketetapan Nabi.

Dengan demikian, dekrit Nabi menjadi dokumen resmi pertama yang menegaskan status Patriarkat Armenia di Yerusalem. Meski mushaf asli tersebut tidak dapat ditemukan di arsip Patriarkat. Namun, salinan kekuningan ada di Museum Mardigian milik Patriarkat di atas.

Selain itu, keabsahan ketetapan Rasulullah itu nyata dalam kebijakan khalifah setelahnya maupun para penguasa Muslim... baca halaman selanjutnya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement