Selasa 18 Jun 2024 05:33 WIB

UMM Serahkan Kurban Sapi untuk Penghuni Lapas Perempuan Malang

Rektor UMM mengajak jamaah sholat Id merenungkan tugas khalifah dari Allah.

Perwakilan UMM menyerahkan sapi kurban kepada petugas Lapas Perempuan Malang.
Foto:

Ibadah kurban bukan ritual penumbalan, tapi merupakan aktualisasi syukur nikmat sebagai wasilah mendekatkan diri pada Allah SWT. Sekretaris Majelis Tabligh Muhammadiyah Dr Asykuri Ibn Chamim menyampaikan hal itu dalam khutbah Idul Adha di kampus UMM, Tlogomas, Kota Malang, Senin (17/6/2024).

Sholat Id di UMM diikuti ribuan jamaah dari berbagai kalangan, mulai mahasiswa, dosen, warga sekitar, dan jamaah lain. Menurut Asykuri, selain menjadi spirit sosial yang tinggi, kurban juga menjadi manifestasi ketakwaan hamba pada tuhannya. Kurban sudah ada sejak generasi pertama manusia, yakni sejak adanya Nabi Adam AS. Utamanya, kata dia, saat menengahi dua putranya, Habil dan Qabil yang berselisih. Saat itu, kurban Habil yang tulus diterima sedangkan saudaranya tidak.

"Ini mengisyaratkan bahwa Allah menerima amal dari orang-orang yang bertakwa. Begitupun dengan derajat ketakwaan dan keikhlasannya. Ini juga adalah etika penghambaan yang hakiki. Bagaimana sebuah kurban harus ikhlas tanpa tendensi atau kepentingan. Jika hanya untuk kepentingan semata, kurban tersebut akan sama seperti Qabil yang tidak diterima oleh Allah," ujar Asykuri.

Menurut Asykuri, pesan takwa kembali bergema dalam kisah nabi Ibrahim dan Ismail. Mereka diuji dengan perintah kurban untuk menyembelih Ismail yang beranjak dewasa sebagai bentuk ketakwaan. Hal itu juga mengisyaratkan akan keikhlasan dan kesabaran keduanya.

Menerima perintah Allah tanpa ragu dan tanpa syarat. "Allah juga memberikan pesan tersirat lewat kejadian itu. Salah satunya sebagai kritik akan tradisi kaum pagan yang suka menumbalkan manusia untuk dewa-dewa dan berhala-berhalanya," ucap Asykuri.

Dia pun menegaskan dimensi bersyukur erat dengan praksis sosial. Saat ini, sebagian Muslim dilimpahi ekonomi yang layak, namun sebagian lainnya masih berkutat dengan kemiskinan. Maka, kata Ayskuri, berkurban menjadi cara bagi Muslim untuk meresonansikan syukur nikmat yang sudah diberikan.

Rektor UMM Prof Dr Nazaruddin Malik mengutip Alquran surah Al Baqarah ayat 30 yang berisi penjelasan malaikat mempertanyakan keputusan Allah untuk menurunkan manusia ke bumi. Malaikat bertanya 'Apakah engkau menciptakan orang yang merusak dan menumpahkandarah di sana?' yang kemudian dijawab oleh Allah 'Sungguh aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui'.

Nazaruddin mengajak para jamaah untuk merenungkan tugas khalifah yang diberikan oleh Allah pada momen Idul Adha tahun ini. Misi kekhalifahan manusia sesungguhnya adalah bagaimana manusia melakukan upaya pembinaan dan perayaan untuk memperbaiki kualitas hubungan vertikal dan horizontal. Hubungan manusia dengan tuhannya dan hubungan manusia dengan manusia lainnya.

"Itulah yang mengisyaratkan keseimbangan wasathiyah dan moderat. Dan salah satunya ini dibentuk melalui jiwa yang ikhlas untuk berkurban," ucap Nazaruddin.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement