Rabu 12 Jun 2024 17:28 WIB

Kasus Vina Banyak Konspirasi, Mahasiswa Geruduk Markas Polres Ciko

Kita sudah cukup jengkel dan geram karena sampai hari ini terkesan lempar-lemparan.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Erik Purnama Putra
Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia Cirebon Raya melakukan aksi unjuk rasa, di depan Mapolres Cirebon Kota,  Jawa Barat, Rabu (12/6/2024). Mereka menuntut penanganan kasus Vina secara tuntas.
Foto: Dok Republika
Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia Cirebon Raya melakukan aksi unjuk rasa, di depan Mapolres Cirebon Kota, Jawa Barat, Rabu (12/6/2024). Mereka menuntut penanganan kasus Vina secara tuntas.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Penanganan kasus pembunuhan Vina dan Muhammad Rizky atau Eky yang tak kunjung tuntas, membuat mahasiswa menjadi geram dan curiga. Mereka pun berunjuk rasa menuntut segera dituntaskannya kasus tersebut.

Aksi unjuk rasa itu dilakukan mahasiswa yang tergabung dalam Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia Cirebon Raya, di depan Mapolres Cirebon Kota (Ciko), Rabu (12/6/2024). Tak hanya berorasi, mahasiswa juga melakukan aksi bakar ban di depan kantor polisi tersebut.

Baca Juga

Di lokasi, sempat terjadi aksi saling dorong antara mahasiswa dan polisi. Hal itu terjadi saat mahasiswa berusaha menerobos barikade polisi di depan gerbang Mapolres Ciko. Meski demikian, tak sampai terjadi kericuhan dalam aksi unjuk rasa tersebut.

Mahasiswa hanya merasa kecewa karena tidak ditemui oleh Kapolres Cirebon Kota, AKBP M Rano Hadiyanto. Korlap aksi unjuk rasa, Gymnastiar mengatakan, dalam aksi tersebut, pihaknya menuntut asas kepastian hukum, keadilan, dan kebermanfaatan dalam penanganan kasus Vina.

"Sampai hari ini, tiga unsur itu kami pikir belum tercapai," kata Gymnastiar.

Selain itu, lanjut Gymnastiar, mahasiswa menuntut Polres Ciko untuk cepat dan tanggap dalam menanggapi isu liar yang berkembang di masyarakat. Tak hanya itu, Polres Ciko juga dituntut untuk menangani kasus Vina tanpa intervensi dari pihak eksternal.

"Kami menilai kasus ini banyak konspirasi dan kami menilai ada intervensi dari pihak luar. Tapi kami belum bisa menyebutkan pihak mana yang mengintervensi pihak kepolisian, sehingga dari 2016 sampai hari ini kasus ini belum selesai," cetus Gymnastiar.

Tuntutan selanjutnya, mengusut seluruh pihak yang diduga terlibat dalam dugaan cacatnya prosedur dalam penegakan kasus Vina. Selain itu, Gymnastiar menuntut Kapolres Ciko untuk bertanggung jawab secara penuh apabila terbukti terdapat cacat penanganan dalam kasus Vina.

Mahasiswa pun menuntut Polres Ciko untuk bertanggungjawab terhadap oknum kepolisian yang diduga melakukan pelanggaran HAM dalam proses pemeriksaan terhadap delapan pelaku. Karena pada akhirnya kasus Vina banyak kejanggalan.

 

"Kami menilai ada indikasi pelanggaran yang dilakukan oleh aparat kepolisian Polres Cirebon Kota. Per hari ini kami belum bisa menyebutkan pelanggarannya, apakah pelanggaran etik ataukah pelanggaran HAM. Karena kita melihat banyak tersangka yang mengalami kekerasan dan pemaksaan dari aparat kepolisian," ucap Gymnastiar.

Dia juga berharap, petugas kepolisian dapat segera mengungkap kasus pembunuhan yang menimpa Vina dan Eky. "Apapun caranya, kami harap secepatnya harus bisa selesai. Kita sudah cukup jengkel dan geram karena sampai hari ini terkesan lempar-lemparan. Kami bisa bernapas sedikit karena hari ini Rudiana telah dipanggil ke Mabes (Polri) dan telah diperiksa," kata Gymnastiar.

Sementara itu, tak hanya kasus Vina, dalam aksi unjuk rasa tersebut mahasiswa juga menolak revisi Undang-Undang (UU) Nomor 2 Tahun 2002 tentang Polri yang saat ini dibahas di DPR RI.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement