Selasa 11 Jun 2024 13:08 WIB

Tiga Saksi Kasus Pembunuhan Vina Datangi Polda Jabar Hendak Cabut BAP, Ada Apa?

Pram mengaku bersama para terpidana berada di kontrakan Pak RT saat malam pembunuhan.

Rep: Fauzi Ridwan/ Red: Teguh Firmansyah
Kejanggalan kasus Vina Cirebon.
Foto: Republika
Kejanggalan kasus Vina Cirebon.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pramudya, Okta dan Teguh mendatangi Gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jawa Barat untuk mencabut berita acara pemeriksaan (BAP) kasus pembunuhan Vina dan Eki, Selasa (11/6/2024). Mereka merupakan saksi dalam kasus pembunuhan yang terjadi di Cirebon tahun 2016.

Salah seorang saksi Pramudya mengatakan ingin mencabut laporan BAP saat menjalani pemeriksaan kasus pembunuhan Vina dan Eki di Cirebon pada 2016 silam. Selain dirinya, Pram mengatakan dua teman lainnya yang turut menjadi saksi yaitu Okta dan Teguh akan turut mencabut laporan.

Baca Juga

"Ingin mengubah BAP yang sebenarnya," ucap dia didampingi para pengacara di Mapolda Jabar, Selasa (11/6/2024).

Dalam laporan BAP tahun 2016 silam, ia mengaku tidak berada di rumah kontrakan milik seorang RT. Namun, sebenarnya Pramudya menyebut bahwa ia bersama kelima terpidana kasus itu berada di rumah kontrakan. "Bahwa saya di rumah pak RT, bahwa saya dulu tidak tidur di rumah pak RT," ungkap dia.

Ia mengaku ditekan saat pemeriksaan oleh penyidik tahun 2016 silam. Bahkan, Pramudya menyebut penyidik menyampaikan bahwa apabila mengaku tidur di rumah RT akan terkena seret kasus. "Karena dulu ditekan sama pihak penyidik, kalau kamu tidur di rumah pak RT nanti kamu terseret bilangnya begitu," ungkap dia.

Ia menyetujui laporan BAP tahun 2016 silam karena merasa takut dan masih berusia kecil. Saat peristiwa terjadi, ia berada di kontrakan bersama 10 orang teman lainnya.  "Eka, Eko, Hadi, Saya, Supri, Jaya, Kafi, Teguh, Okta, Udin," kata dia.

Dalam pengakuan awal Pram mengaku tidak ada dikontrakan. Artinya pada malam terjadi pembunuhan Vina dan Eki, ia tidak bersama dengan kelima terpidana. Dengan dicabutnya keterangan tersebut, ini berarti Pram mengakui bahwa pada malam terjadinya pembunuhan ia bersama dengan kelima terdakwa di kontrakan. Ini bisa menjadi dalih bahwa kelima terdakwa tidak terlibat pembunuhan.

Merasa bersalah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement