Ahad 02 Jun 2024 23:01 WIB

Ini Penjelasan Kepala Stasiun Meteorologi Komodo NTT Soal Fenomena Hujan di Musim Kemarau

Gelombang Rossby memiliki karakteristik membawa massa udara bersifat basah.

Lanskap perbukitan terlihat dari Golo Mori Convention Center (GMCC) di Golo Mori, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, Rabu (6/12/2023).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Lanskap perbukitan terlihat dari Golo Mori Convention Center (GMCC) di Golo Mori, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, Rabu (6/12/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, LABUAN BAJO -- Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Maria Patricia Christin Seran menjelaskan penyebab musim kemarau tahun ini di Nusa Tenggara Timur (NTT), termasuk Kabupaten Manggarai Barat, masih terdapat hujan pada beberapa lokasi disebabkan oleh aktifnya gelombang ekuatorial Rossby di NTT. Fenomena ini berkaitan dengan pola pergerakan udara di atmosfer yang dapat mempengaruhi pola cuaca regional dan global.

Maria menjelaskan hal yang perlu dipahami terlebih dahulu bahwa musim kemarau bukan berarti tidak ada hujan sama sekali atau sebaliknya ketika musim hujan maka akan selalu turun hujan sepanjang harinya. Maria menambahkan Gelombang Rossby memiliki karakteristik membawa massa udara bersifat basah, dimana membuat wilayah yang dilaluinya akan sering mengalami kondisi cuaca hujan atau setidaknya mendung.

Baca Juga

"Kondisi kemarau yang kering tanpa hujan akan tetap terjadi ketika kondisi atmosfer kembali stabil," kata Maria, Ahad (2/6/2024).

Memasuki bulan Juni 2024 ini secara umum wilayah NTT, termasuk Manggarai Barat, sudah masuk pada musim kemarau. Sehingga ia mengimbau masyarakat untuk menghemat dan bijak dalam menggunakan persediaan air bersih.

"Masyarakat juga diajak untuk mewaspadai potensi kebakaran hutan atau lahan (karhutla)," katanya. 

Maria juga menjelaskan musim kemarau yang panjang dapat menyebabkan kenaikan suhu dan  peningkatan suhu ini dapat memicu terjadinya karhutl. Penyebab karhutla lainnya, lanjut dia, adalah sambaran petir. Perubahan iklim akibat pemanasan global juga dapat sering mengakibatkan seringnya sambaran petir.

"Penyebab karhutla lainnya adalah pembakaran lahan yang tidak terkendali dan terkontrol dan membuang puntung rokok sembarangan," katanya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement