Jumat 31 May 2024 15:25 WIB

Potensi Kerugian Bencana Sumbar Diperkirakan Rp 50 Milliar Sehari  

Diharapkan jalur utama melalui Lembah Anai bisa pulih secepatnya.

Banjir bandang Sumbar yang menghancurkan infrastruktur desa dan jalan.
Foto: Antara
Banjir bandang Sumbar yang menghancurkan infrastruktur desa dan jalan.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi memperkirakan potensi kerugian ekonomi akibat bencana banjir bandang yang merusak sejumlah infrastruktur, terutama jalan nasional di daerah itu, mencapai Rp 50 miliar sehari.

"Banjir bandang merusak jalan nasional di Lembah Anai, Kabupaten Tanah Datar yang menjadi jalur utama perekonomian Sumbar. Akibatnya, ekonomi terhambat sehingga potensi kerugian mencapai Rp 50 miliar sehari," katanya di Padang, Jumat (31/5/2024).

Baca Juga

Ia menjelaskan, saat ini tempat usaha yang berada sepanjang jalan dari Padang Panjang hingga Sicincin, Padang Pariaman tidak beroperasi karena tidak ada pembeli. Biasanya, karena itu merupakan jalur perlintasan, transaksi jual beli terjadi antara pedagang dengan pengendara yang melewati jalur itu.

Selain itu, usaha lain seperti bahan baku semen dari PT Semen Padang, bahan kebutuhan pokok dan sayur-mayur dari Padang ke berbagai provinsi tetangga juga terhambat. Jalan alternatif melewati jalur Sitinjau Lauik saat ini kondisinya sering terjadi macet parah hingga truk angkutan terjebak sangat lama.

Kepala Bappeda Sumbar, Medi Iswandi mengatakan, jumlah kendaraan yang melewati jalur utama di Lembah Anai setiap hari mencapai 12-14 ribu yang sebagiannya adalah kendaraan angkutan barang. Akibat jalur utama itu terputus, maka otomatis angkutan barang harus melewati jalur alternatif. Ada dua jalur, yaitu melewati Malalak di Kabupaten Agam atau melewati Sitinjau Lauik via Solok.

Namun karena jumlah kendaraan yang melewati jalur alternatif itu meningkat signifikan, menyebabkan kemacetan parah. Apalagi untuk angkutan bertonase besar, tidak dianjurkan melalui jalur Malalak sehingga semua kendaraan menumpuk di jalur Sitinjau Lauik.

"Angka potensi kerugian sebesar Rp 50 miliar sehari ini adalah perkiraan. Angka pastinya bisa kurang atau malah lebih dari angka itu," katanya.

Ia berharap jalur utama melalui Lembah Anai bisa pulih secepatnya, sehingga perekonomian daerah juga bisa pulih seperti sediakala. Sebelumnya pihak Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Sumbar menyebutkan  perbaikan jalan utama di Lembah Anai terus dikebut. Puluhan alat berat difungsikan untuk perbaikan jalur itu. Diperkirakan, jalan nasional tersebut bisa pulih pada 21 Juli 2024.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement