REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Jadon Sancho mengaku belum sepenuhnya pulih dari pelecehan rasis yang dialaminya setelah final Euro 2020 lalu. Saat itu, ia membela Tim Nasional Inggris.
The Three Lions jumpa Italia di Stadion Wembley, London, pada Juli 2021. Sampai 120 menit, duel berkesudahan imbang 1-1. Otomatis pemenang ditentukan lewat adu penalti.
Pada tahapan tersebut, tuan rumah terkapar. Sejumlah anak asuh Gareth Southgate gagal menggetarkan jala Gianluigi Donnarumma. Tiga di antaranya, Sancho, Bukayo Saka, juga Marcus Rashford.
Inggris belum bisa meraih gelar bergengsi sejak Piala Dunia 1966. Apa yang terjadi usai pertempuran di London? Nama-nama di atas dilecehkan rasnya lewat media sosial.
Itu memicu kecaman luas. Banyak simpati berdatangan. Polis sampai melakukan penyelidikan.
"Kadang-kadang hal itu masih di kepala saya," kata Sancho, dikutip dari espn.co.uk, Jumat (31/5/2024). Saya rasa saya belum sepenuhnya pulih dari situasi itu, tapi saya mencoba yang terbaik untuk mengatasinya.
Ia menegaskan, apa yang mereka dapatkan sungguh tidak menyenangkan. Tampil di arena kebanggaan. Membela negara di partai yang sangat besar.
Sesuatu yang langka. Namun justru mereka dikecewakan karena hal-hal di luar konteks sepak bola. Rasisme merupakan penyakit yang harus diberantas.
"Itu kenangan yang coba saya blokir, namun saya tidak bisa bersikap seolah hal itu tidak terjadi. Jadi pada akhirnya anda coba melewatinya dan bersikap positif," ujar Sancho.
Penyerang sayap 24 tahun ini akan kembali ke Wembley. Ia bagian dari skuad Borussia Dortmund yang bertandang ke London. Agenda besar menanti mereka.
Dortmund akan bertemu Real Madrid pada final Liga Champions musim 2023/24 di arena keramat tersebut. Duel berlangsung pada Ahad (2/6/2024) dini hari WIB. Sancho tak menyangka bisa beeradaa di panggung akbar ini
Terutama jika ia melihat situasinya di awal musim. Ia merupakan pemain Manchester United yang menjalani masa peminjaman di Dortmund. Bersama United, Sancho 'dimatikan'.
Ia bermasalah dengan Erik ten Hag. Itulah mengapa ia dikirim ke Jerman. Sancho menemukan kembali kenyamanan bermain sepak bola ketika berkostum Die Borussen.
"Ini agak gila. Anda tahu, saya tidak berpikir siapa pun akan mengharapkan hal ini. Saya berada di final Liga Champions, terutama di negara asal saya. Saya senang sekali," tutur produk akademi Manchester City itu, penuh rasa syukur.