REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guayaquil adalah kota terbesar di Ekuador dengan jumlah penduduk 3,1 juta orang. Sementara jumlah penduduk di ibukota Ekuador berjumlah 1,9 juta orang. Kota ini terletak di tenggara Ekuador dan merupakan kota ekonomi dan perdagangan utama.
Kota ini juga menjadi rumah instrumen musik tradisional Indonesia, gamelan, sejak tahun 2022. Hal itu dimungkinkan karena sejak 2022, KBRI Quito dan salah satu universitas seni dan budaya di kota ini, Universidad de Las Artes telah menjalin kerja sama peminjaman gamelan untuk dapat dipelajari mahasiswa Departemen Musikologi.
Sebagai tindak lanjut dari itu, KBRI Quito memberikan dukungan dengan mengundang seniman gamelan dari Sukoharjo, Jawa Tengah, Bapak Ngadimin untuk mengajar kelas gamelan setiap tahunnya. Melalui tangan dingin Bapak Ngadimin, para mahasiswa Ekuador di Universidad de las Artes, telah menunjukkan kemampuannya untuk memainkan gamelan dan mengenalkan gamelan ke publik Ekuador. Sejumlah event telah diikuti oleh tim gamelan ini seperti Loja Festival 2023, kegiatan promosi budaya yang di selenggarakan KBRI di Molino del Puente, Cuenca dan di Quito tahun 2023, dan Festival OM, Jazz and New Music di Cuenca, pekan kedua Mei 2024.
Pada bulan November 2023, menandai 1 tahun gamelan Universidad de Las Artes (UArtes) telah melakukan kegiatan peringatan yang dihadiri pula oleh Bapak Dubes Agung Kurniadi. Dengan semangat yang sama pula, untuk memperingati keberadaan gamelan di Ekuador, khususnya di kota Guayaquil, KBRI Quito, pada tanggal 16 Mei 2024 telah melakukan kegiatan promosi seni budaya dan kuliner Indonesia di Hotel Oro Verde, Guayaquil, bertajuk “Indonesia: Diversidad en Cultura en Gastronomia.”
Acara ini telah dihadiri sekitar 120 undangan yang terdiri dari kalangan pebisnis, sejumlah konsul kehormatan, media dan mitra KBRI yang berada di kota Guayaquil dan sekitarnya. Tidak hanya gamelan, tim seni KBRI dan UArtes juga menampilkan sejumlah tari tradisional dan kreasi Indonesia yang ditampilkan oleh alumni beasiswa Darmasiswa dan staf KBRI.
Selain pertunjukan seni dan budaya, para undangan juga dimanjakan dengan kuliner Indonesia seperti nasi tumpeng dan hidangan pelengkapnya, sate ayam, bakwan jagung, mie goreng, gado gado dan sajian penutup, sop buah. Tidak hanya itu, para tamu undangan juga dikenalkan dengan sejumlah lukisan Indonesia, kain batik dan wayang golek.
Kegiatan ini mendapatkan sambutan yang baik dari para tamu undangan yang terkesan dengan keragaman budaya dan gastronomi Indonesia yang ditampilkan.
Diharapkan kegiatan ini, tidak hanya berhenti pada mengenalkan seni budaya dan gastronomi nusantara kepada masyarakat Ekuador, tetapi akan menarik minat wisatawan Ekuador ke Indonesia. Tercatat menurut data BPS RI hingga saat ini terdapat 397 wisatawan Ekuador yang berkunjung ke Indonesia hingga Maret 2024, pada periode yangs ama tahun 2023 berjumlah 313 orang. Sementara total total jumlah wisatawan Ekuador mencapai 1556 orang di tahun 2023. Tak hanya untuk mendorong wisatawan, diharapkan juga akan mendorong kerja sama ekonomi dan perdagangan yang lebih konkret. Pada tahun 2023 berdasarkan informasi Kementerian Perdagangan tercatat nilai perdagangan kedua negara mencapai USD 311.9 juta, dan untuk Januari-Maret 2024, tercatat mencapai USD 78.4 juta.