Selasa 28 May 2024 20:26 WIB

Polisi Tetapkan Dua Tersangka Baru Kasus Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Peran Diungkap

Dua tersangka berasal dari pihak bengkel dan operator bus Trans Putera Fajar.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Andri Saubani
Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Jawa Barat kembali menetapkan dua tersangka berinisial AI dan A dalam kasus kecelakaan bus pariwisata di Jalan Ciater Subang tanggal 11 Mei lalu yang menewaskan 11 orang.
Foto:

Sebelumnya, Direktorat Lalu Lintas Polda Jawa Barat dan pihak terkait telah melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab kecelakaan maut bus Trans Putera Fajar yang mengangkut rombongan SMK Lingga Kencana Depok. Diduga kuat penyebab kecelakaan itu terjadi karena kegagalan pengereman atau rem tidak berfungsi. 

“Di TKP tidak ditemukan bekas pengereman. yang ada hanya skidmark atay bekas tanda gesekan antara bus dan aspal artinya bahwa kegagalan pengereman sampai terjadinya kecelakaan tidak menggunakan fungsi rem,” ujar Dirlantas Polda Jabar, Kombes Wibowo dalam jumpa pers di Mapolres Subang dan disiarkan secara daring, Selasa (14/5/2024) dini hari.

Menurut Wibowo, setidaknya ada empat fakta yang ditemukan dari hasil pemeriksaan terhadap bus Trans Putera Fajar yang mengalami kecelakaan di Jalan Raya Kampung Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024) lalu. Empat fakta berkaitan dengan kondisi bus yang tidak laik jalan serta membuat kegagalan fungsi rem.

“Pertama di dalam kantong ruang udara kompresor ditemukan campuran oli dan air. Harusnya ruang udara ini udara saja tidak dicampur oli dan air,” ungkap Wibowo.

Kedua oli sudah lama tidak diganti. Ini dibuktikan dengan warna oli yang sudah keruh. Ditemukan juga dalam minyak rem kandungan air yang dilebihi 4 persen dengan indikator menyala. Kemudian ketiga adalah dari hasil pemeriksaan diketahui jarak antara kanvas rem berada pada 0,3 mm, sedangkan standarnya adalah 0,45 mm. 

“Terjadi kebocoran di dalam ruang relaypart dan sambungan antara relaypart dengan booster. Karena adanya komponen yang sudah rusak sehingga saluran tidak tertutup rapat. Sehingga menyebabkan kekurangan tekanan,” jelas Wibowo.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement