Jumat 24 May 2024 08:10 WIB

Jangan Lupa Payung dan Jas Hujan Ya Gaes, Hari Ini Diprediksi Hujan

BMKG prakiraan sebagian besar wilayah RI hujan sedang hingga lebat

Warga mengenakan jas hujan untuk beraktivitas di Stasiun Tebet, Jakarta, Selasa (30/1/2024). Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan potensi hujan dengan variasi intensitas yang beragam di wilayah Indonesia diprediksi masih dapat terjadi hingga memasuki periode awal bulan Februari 2024. BMKG menjelaskan, cuaca musim hujan Februari 2024 disebabkan oleh aktivitas Monsun Asia yang disertai adanya potensi seruakan dingin sehingga berpengaruh terhadap peningkatan massa udara basah di wilayah Indonesia bagian barat dan selatan ekuator.
Foto: Republika/Prayogi
Warga mengenakan jas hujan untuk beraktivitas di Stasiun Tebet, Jakarta, Selasa (30/1/2024). Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan potensi hujan dengan variasi intensitas yang beragam di wilayah Indonesia diprediksi masih dapat terjadi hingga memasuki periode awal bulan Februari 2024. BMKG menjelaskan, cuaca musim hujan Februari 2024 disebabkan oleh aktivitas Monsun Asia yang disertai adanya potensi seruakan dingin sehingga berpengaruh terhadap peningkatan massa udara basah di wilayah Indonesia bagian barat dan selatan ekuator.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan risiko hujan sedang hingga lebat di sejumlah wilayah Indonesia pada Jumat (24/5/2024), meliputi Aceh, Banten, DKI Jakarta, Gorontalo, Jambi, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Maluku, Papua, Riau, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan.

Selain itu, BMKG juga mengingatkan risiko serupa bagi Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, dan Sumatra Barat. Mereka juga menjelaskan, risiko hujan petir diperkirakan turun di Jawa Barat, Kalimantan Barat, Papua Barat, dan Sulawesi Tenggara.

Baca Juga

BMKG juga memberikan peringatan dini akan risiko hujan lebat di Lampung, Jambi, Kalimantan Timur, dan Sumatra Utara. Sementara itu, Bengkulu diperkirakan hujan ringan hingga lebat, dan angin kencang menerpa Nusa Tenggara Timur.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati pada momen World Water Forum 2024 di Bali.

"Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi, memang negara kita banyak menderita akibat bencana dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata dia.

Ia mengemukakan, TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim, misalnya cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019, di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement