Ahad 12 May 2024 07:37 WIB

Anies dan Ahok Duet di Pilkada 2024?

Anies dan Ahok pernah berkompetisi dalam Pilkada sebelumnya

Anies dan Ahok pada 2017.
Foto:

Citra dan persepsi itu hanya dalam beberapa tahun lenyap ketika Anies ikut Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 dengan partai pendukung dari partai-partai nasionalis. Tim pemenangan di kanan kirinya juga datang dari kaum nasionalis dengan latar belakang agama yang lengkap.

Dalam pilpres ini tidak ada lagi pertarungan citra radikal agama dan radikal sekuler, anti-NKRI, dan rasisme. 

Prof. Didik yang juga politikus ini mengemukakan bahwa politik sebenarnya hanya citra (image), persepsi, dan bukan yang sebenarnya atau bukan sebenar-benarnya.

Dalam politik praktis dan proses politik di lapangan, persepsi baik atau buruk, persepsi toleran, radikal, atau persepsi apa saja bisa dibentuk dengan gampang serta berbagai cara dan metode. 

Politik dan demokrasi yang terbuka seperti sekarang ini, menurut dia, adalah pertanda baik, paling tidak dilihat dari sisi persepsi citra seperti ini.

Oleh karena itu, gagasan politik menyatukan Anies dan Ahok di Jakarta adalah eksperimen yang baik dan berani untuk membersihkan pencitraan politik menuju polarisasi radikal agama atau radikal sekuler. Radikal sekuler di sini mirip-mirip radikal kiri yang anti-agama. 

Peluang Anies dan Ahok bersatu, menurut Prof. Didik, sangat mungkin karena beberapa faktor. Pertama, Anies sejatinya seorang yang religius, tetapi tidak radikal seperti yang dipersepsikan ketika hadir dalam Pilgub DKI Jakarta 2017. Bersatu dalam pengertian bukan dalam satu paket pasangan cagub dan cawagub, melainkan berada dalam satu kubu dalam Pilgub DKI 2024.

Kedua, Ahok memang temperamental, yang kadang-kadang tabu di dalam politik. Namun, sesungguhnya Ahok adalah seorang yang nasionalis dilihat dari sejarah garis politiknya. 

Ketiga, tidak ada lagi faktor pendorong keduanya ke arah radikal karena Anies sudah bisa tampil pada Pilpres 2024 dengan citra nasionalis religius biasa. Keempat, Ahok juga akan bisa diterima publik.

Anies dan Ahok akan berpikir positif jika paham gagasan seperti ini dari berbagai pihak yang hendak menjadikannya simbol kesatuan dari keduanya. Anies masuk Jakarta mempunyai peluang menang sangat besar. 

Anies punya prestasi di Jakarta meskipun banyak kritik terhadapnya. Jakarta menjadi indah dan banyak hal diselesaikan, juga bagian dari prestasinya. Selain itu, Anies makin populer ketika menjadi calon presiden pada Pilpres 2024.

Apabila Anies tidak masuk politik dalam dalam 5 tahun ke depan, namanya bakal hilang dari peredaran. Pasalnya, Anies bukan pemimpin partai politik seperti Prabowo Subianto atau Jusuf Kalla pada masanya. 

Oleh karena itu, masuk ke dalam politik di Jakarta adalah peluang yang baik. Tidak hanya bagi kariernya, tetapi juga untuk bangsa pada Pemilu 2029.

Apa yang disampaikan Prof. Didik itu jika Anies sebagai calon gubernur pada Pilkada DKI Jakarta, 27 November 2024. Namun, kalau posisinya sebagai calon wakil gubernur, ia terganjal aturan main kepemiluan.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement