REPUBLIKA.CO.ID, LUBUK BASUNG -- Banjir bandang menerjang wilayah Kabupaten Agam, Provinsi Sumatra Barat, pada Ahad (7/4/2024) malam WIB. Arus air yang sangat deras tersebut membawa material vulkanik Gunung Marapi yang tercatat erupsi berkali-kali sejak 3 Desember 2023 lalu. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 72 unit rumah warga mengalami kerusakan.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan dari total dampak pada sektor perumahan, rumah rusak berat sebanyak 3 unit dan sisanya rusak ringan. Lokasi terdampak berada di Kecamatan Canduang, Sungai Pua dan Ampe Angke, Kabupaten Agam.
“Selain rumah rusak, banjir bandang yang disertai material lahar dingin ini mengakibat kerusakan pada tempat usaha. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat masih melakukan pendataan jumlah kerusakan pada sektor tempat usaha,” kata Muhari, melalui siaran pers yang diterima Republika, Selasa (9/4/2024).
Muhari menyebut pada sektor pertanian, BPBD mencatat total luasan lahan rusak sebesar 41 hektar, dengan rincian di Kecamatan Canduang 20 hektar dan Ampek Angke 21 hektar.
Di samping itu, bencana tersebut juga mengakibatkan kerusakan pada sektor infrastruktur publik, seperti saluran irigasi di 6 lokasi, drainase di Simpang Bukit Batabuah dan sejumlah jembatan rusak berat.
Rincian kerusakan jembatan ialah, 1 unit di Batang Salasiah, 1 di Simpang Bukit Batabuah dan 1 di Lurah Tabek Barawak Dusun III Kapalo Koto. Sedangkan infrastruktur jalan, BNPB menerima laporan dari daerah adanya jalan rusak berat sepanjang 1 km di Jalan Lingkar Kampung Patalangan menuju Tabek Barawak. Kemudian, jalan rusak 1 km pada ruas jalan Simpang Bukit menuju Lasi. Endapan material vulkanik terpantau menghambat aliran arus air sungai sepanjang 7 km.
“Kondisi ini dapat berdampak melebarnya dampak genangan pada samping sungai,” ucap Muhari.
Sementara itu, pada populasi terdampak, BNPB mencatat sebanyak 82 KK (270 jiwa) terdampak di Kecamatan Batabuah dan 2 KK (12 jiwa) di Sungai Puah. Sedangkan pengungsian, sebanyak 7 KK (31 jiwa) mengungsi ke rumah wali jorong dan rumah kerabat terdekat.