REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir menyikapi soal penyelesaian sengketa pemilu yang tengah berproses di Mahkamah Konstitusi (MK). Ia pun berharap agar para hakim MK memiliki jiwa amanah, jujur, dan terpercaya.
"Sembilan orang (hakim MK) ini itu harus bermoral malaikat sebenarnya. Karena di tangan sembilan orang nasib bangsa dan sengketa politik bangsa itu berada," kata Haedar di Kantor Pusat Muhammadiyah, Sabtu (6/4/2024).
Menurut Haedar, para hakim MK memiliki pertanggungjawaban moral tertinggi dalam penyelesain sengketa kepemiluan. Haedar bahkan menyebut kesembilan hakim MK tersebut melebihi dewa. "Jadi kalau masuk angin saja satu, dua, tiga, empat, lima, enam apalagi sembilan ya sudah bubar bangsa ini," ucapnya.
Ia menilai publik menaruh harapan besar terhadap MK. Maka itu MK diharapkan dapat bertindak sebagai negarawan. "Atas nama moralitas tinggi lebih-lebih atas nama Tuhan Yang Maha Esa mereka harus mengambil keputusan yang jernih, objektif adil, jujur terpercaya dan letakan kebenaran di atas segalaya," ungkapnya.
Namun jika MK sudah berusaha maksimal, ia berharap masyarakat juga harus menghormatinya. Sebab menurutnya apapun putusan MK pasti ada pihak yang tidak puas dalam proses sengketa. Menurutnya ketika ada ksatriaan untuk menerima hasil maka disitulah platform berbangsa dan bernegara.
"Jadi posisi Muhammadiyah dalam konteks ini juga posisi moral untuk mendorong bahwa penyelesaiaan masalah secara hukum dan para penegak hukum termasuk anggota MK berdiri tegak selain di atas konstitusi juga di atas moralitas tinggi.
Dan kalau ada nilai moralitas tinggi nanti masyarakat akan menaruh respect," tuturnya.