REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petugas Polsek Kemayoran menangkap remaja putra dan putri yang terlibat konvoi di wilayah Jakarta Utara pada Sabtu (29/3) yang berdalih membagikan takjil.
Polisi menduga takjil itu hanya kamuflase karena tujuan utamanya untuk memancing keributan dengan kelompok lain di wilayah Jakarta Utara. Mereka akhirnya diamankan saat berada di Jalan Dakota Raya Kemayoran Jakarta Pusat pada Sabtu (29/3) malam.
“Mereka semua ini menggunakan momen libur sekolah untuk berkumpul dengan modus berbagi takjil namun takjilnya tidak seberapa lebih kepada kumpul dan konvoi bersama,” kata Wakapolsek Kemayoran AKP Suparno di Jakarta, Senin.
Lebih lanjut, Suparno mengatakan kelompok remaja itu juga mengatasnamakan rombongan mereka dari alumni dari SMP di Jakarta Pusat. Dari kelompok tersebut, pihak Polsek Kemayoran mengamankan remaja putra dan putri sebanyak 49 orang. Masyarakat juga dikatakan selalu mengeluhkan dan khawatir apabila berpapasan di jalan raya dengan kelompok itu.
Sebab, mereka selalu berteriak-teriak mencari lawan tawuran dan membuat onar serta membuat kemacetan di jalan raya sambil menyalakan petasan.
"Kita memanggil orang tuanya guna menjelaskan kenapa putra dan putrinya diamankan serta melihatkan senjata tajam jenis golok, petasan serta bendera yang berhasil diamankan,” jelas Suparno.
Kendati demikian, beberapa remaja sudah dikembalikan kepada orang tuanya berikut kendaraanya setelah membuat surat pernyataan tidak mengulangi perbuatannya supaya dibimbing dan dididik lebih baik lagi.
Sedangkan seorang remaja berinisial MR (20 tahun) yang membawa senjata tajam sejenis golok masih diperiksa dan didalami guna dimintai keterangannya, lanjut Suparno.
Atas kejadian ini, dia mengimbau agar orang tua lebih memperhatikan dan mengarahkan anak-anaknya yang sudah menginjak remaja supaya berbuat baik dan jangan sampai salah pergaulan yang dapat merusak masa depannya.
“Lebih baik waktunya dipergunakan hal-hal yang positif apalagi ini bulan puasa, saya berharap Jakarta Pusat khususnya wilayah Kemayoran harus lebih aman dari kenakalan remaja yang akan berbuat tawuran, balap liar, tidak bermain petasan, dan tidak melakukan sahur on the road,” tutup Suparno.