Senin 25 Mar 2024 20:00 WIB

Pangdam: Aksi Penganiayaan di Papua Berawal dari info KKB akan Bakar Puskesmas

Diduga ada 13 oknum prajurit yang terlibat dalam aksi penganiayaan di Papua.

Pangdam XVII Cenderawasih Mayor Jenderal (Mayjen) Izak Pangemanan menyampaikan permintaan maaf atas peristiwa penyiksaan orang asli Papua (OAP) yang dilakukan Batalyon Yonif 300 Raider Braja Wijaya
Foto: Republika/Bambang Noroyono
Pangdam XVII Cenderawasih Mayor Jenderal (Mayjen) Izak Pangemanan menyampaikan permintaan maaf atas peristiwa penyiksaan orang asli Papua (OAP) yang dilakukan Batalyon Yonif 300 Raider Braja Wijaya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Izak Pangemanan mengatakan adanya kasus tindak kekerasan yang diduga dilakukan oleh oknum prajurit TNI AD kepada seorang terduga anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kabupaten Puncak, Papua, bermula dari adanya informasi terkait KKB yang akan membakar puskesmas di wilayah tersebut pada 3 Februari 2024. Pangdam mengatakan, orang asli Papua yang menjadi korban penganiayaan itu kini dalam kondisi masih hidup.

Atas adanya informasi tersebut, dia menjelaskan, kronologinya para prajurit TNI AD bersama kepolisian berangkat menuju puskesmas yang berada di wilayah Omukia, Distrik Gome, Kabupaten Puncak, untuk melakukan pengamanan. Menurut dia, puskesmas sangat dibutuhkan oleh masyarakat sipil di wilayah itu.

Baca Juga

"Ketika kita mengamankan itu mereka menembak pasukan kita, sehingga terjadi kontak tembak," kata Izak saat konferensi pers di Denma Mabes TNI, Jakarta, Senin (25/3/2024). 

Lalu, dari kontak tembak tersebut, pasukan prajurit melakukan pengejaran dan berhasil menangkap tiga orang diduga anggota KKB yang juga membawa satu pucuk senjata api, senapan angin, senjata tajam, serta beberapa amunisi. Ketiga orang terduga anggota KKB itu di antaranya bernama Warinus Kogoya, Alianus Murip, dan Definus Kogoya. Mereka pun, kata dia, selanjutnya dibawa ke markas kepolisian setempat.

Tetapi ketika di perjalanan, menurutnya seorang yang bernama Warinus Kogoya melompat dari kendaraan hingga menyebabkan dirinya meregang nyawa. Dia menduga Warinus melompat dari kendaraan karena menyadari bahwa dirinya adalah DPO.

Sedangkan, orang yang diduga dianiaya oleh oknum prajurit TNI AD adalah seorang bernama Definus Kogoya. Dia diduga dianiaya ketika berhasil meloloskan diri, tetapi juga berhasil ditangkap oleh pasukan di daerah Gome. 

"Dia ini juga satu kelompok dengan mereka, di sinilah mereka melakukan penganiayaan," ucap dia.

Belakangan diketahui bahwa oknum prajurit yang melakukan kekerasan itu berasal dari satuan Yonif Raider 300/Bjw. Diduga ada 13 oknum prajurit yang terlibat dalam aksi tersebut. 

Walaupun begitu, dia memastikan orang yang dianiaya itu telah dilarikan ke fasilitas kesehatan di wilayah itu dan saat ini sudah dalam kondisi yang baik-baik saja. Orang itu pun, kata dia, telah dikembalikan ke keluarganya.

Sebelumnya, TNI telah menyelidiki isi video berisi rekaman penganiayaan terhadap seorang pria yang diduga oleh prajurit TNI di Papua. Tayangan itu, yang viral di media sosial dalam 24 jam terakhir, menampilkan aksi sejumlah pria, salah satunya diduga prajurit, bergantian memukuli dan menganiaya seorang pria yang dalam keadaan terikat dan luka-luka berdiri di dalam drum. 

Dalam tayangan itu, salah satu pelaku diduga prajurit TNI karena dia mengenakan kaus yang kemungkinan merujuk pada nama satuan, yaitu Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 300/Brajawijaya. Tulisan "300" yang berwarna kuning keemasan tercetak cukup jelas di bagian dada kaus berwarna hijau khas Angkatan Darat.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement