Ahad 24 Mar 2024 18:50 WIB

Pemprov Jateng Kerahkan 22 Mesin Pompa Percepat Surutnya Banjir di Demak

Tiap pompa bisa menyedot air genangan banjir mencapai 11 ribu liter per detik.

Foto udara pekerja mengoperasikan mesin pengeruk (excavator) guna menutup tanggul Sungai Wulan yang jebol di Desa Ketanjung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Senin (18/3/2024). Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juana menargetkan perbaikan tanggul sungai tersebut yang jebol selesai dalam 5-7 hari ke depan dengan pengoperasian lima unit mesin pengeruk serta dibantu prajurit TNI Yonzipur 4/TK Semarang dan Kodim 0716/Demak sebagai upaya mempercepat penanganan banjir yang kembali melanda Kabupaten Demak.
Foto: ANTARA FOTO/Aji Styawan
Foto udara pekerja mengoperasikan mesin pengeruk (excavator) guna menutup tanggul Sungai Wulan yang jebol di Desa Ketanjung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Senin (18/3/2024). Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juana menargetkan perbaikan tanggul sungai tersebut yang jebol selesai dalam 5-7 hari ke depan dengan pengoperasian lima unit mesin pengeruk serta dibantu prajurit TNI Yonzipur 4/TK Semarang dan Kodim 0716/Demak sebagai upaya mempercepat penanganan banjir yang kembali melanda Kabupaten Demak.

REPUBLIKA.CO.ID, DEMAK -- Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana mengungkapkan untuk mempercepat proses surutnya genangan banjir di Kabupaten Demak, khususnya di Kecamatan Karanganyar dikerahkan sebanyak 22 unit mesin pompa penyedot air. Nana mengaatakan, ikut prihatin dengan bencana alam yang dialami oleh warga Demak, khususnya warga Kecamatan Karanganyar. 

"Kapasitasnya tentu cukup besar karena mencapai 11 ribu liter per detik untuk menyedot air genangan banjir," katanya saat mendampingi Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi pada acara penyerahan bantuan pangan untuk korban banjir di tempat pengungsian SD Negeri 3 Ngaluran Kecamatan Karanganyar Demak, Ahad (24/3/2024).

Baca Juga

Selain menyurutkan air banjir yang menggenangi permukiman warga, katanya, air yang menggenangi akses jalan di Jalur Pantura Demak-Kudus juga mulai surut, sehingga bisa dilalui kendaraan. Kalaupun saat ini belum dibuka, tentunya dalam waktu dekat sudah bisa dilalui kendaraan dari arah Kudus maupun Demak.

Nana Sudjana menjelaskan, hal terpenting adalah warga terdampak banjir yang mengungsi bisa segera pulang, sehingga bisa merayakan Lebaran di rumah.

"Pengungsi juga mulai berkurang dari sebelumnya mencapai 24.000 jiwa, kini menurun menjadi 12.000-an pengungsi," katanya.

"Kami juga berencana pada Rabu 27 Maret atau Kamis 28 Maret rapat koordinasi dengan Kementerian PUPR, BNPB, TNI/Polri untuk membicarakan penguatan tanggul," katanya, menambahkan.

Nana menegaskan, tidak menginginkan tahun depan terjadi peristiwa tanggul sungai jebol yang bisa mengakibatkan banjir di pemukiman warga seperti sekarang ini. "BNPB maupun PUPR menyetujui. Mudah-mudahan banjir di Kabupaten Demak ini yang terakhir," kata Nana.

BPBD Kabupaten Demak mencatat per 24 Maret 2024 pukul 15.00 WIB, dari 92 tempat pengungsian diperkirakan sudah ada puluhan tempat pengungsian yang kosong karena pengungsinya mulai pulang ke rumah.

Belasan tempat pengungsian yang kosong dari para pengungsi tersebut, yakni di Kecamatan Mijen, Karangtengah, Sayung, Karanganyar, Wonosalam, dan Gajah. Komandan Posko Terpadu Penanganan Darurat Banjir Demak Letkol Kavaleri Maryoto menambahkan, puluhan unit mesin pompa penyedot banjir itu sebagian ada yang berada di Sipon Gajah untuk membuang air banjir yang mengalir ke saluran irigasi.

"Warga juga menuntut secepatnya dilakukan penyedotan air, terutama genangan di Desa Wonoketingal dan Wonorejo," katanya.

Guna mempercepat surutnya genangan banjir, maka pihaknya juga melakukan penyekatan dan mapping pompa agar segera surut. Setelah titik genangan di lokasi tertentu surut, maka pindah ke genangan lain yang dimungkinkan masih ada.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement