REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Basarnas Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih terus melakukan pencarian terhadap balita yang diduga hanyut di Selokan Mataram hingga Senin (11/3/2024). Komandan Tim SAR DIY, Ahmad mengungkapkan sejumlah kesulitan yang dihadapi tim SAR dalam proses pencarian korban.
"Kesulitannya pertama korban pada saat terjatuh tidak ada saksinya, tidak ada saksi pasti," kata Ahmad, Senin.
Saksi hanya menemukan sepeda dan sandal milik korban di pinggir selokan. Namun untuk posisi jatuhnya korban tak ada saksi yang melihat. "Ditambah lagi kedua orang tua korban yang memang kehilangan anaknya kemungkinan besar korban itu hanyut," ucapnya.
Selain itu, petugas mengaku kesulitan mencari korban lantaran pada saat kejadian kondisi air Selokan Mataram dalam keadaan tinggi. Tidak ada yang mengetahui pasti pukul berapa korban terjatuh.
"Karena tidak ada orang yang melihat jatuhnya korban, jadi kita tidak tahu korban jatuh dari jam berapa. Takutnya korban jatuh agak lama baru ada saksi yang tahu bahwa sepedanya itu ditinggalkan di selokan, kita nggak tahu," ungkapnya.
Pihak keluarga diketahui juga telah mendatangi Posko SAR gabungan pada Senin (11/3/2023). Ahmad mengatakan Tim SAR juga sudah melakukan koordinasi dengan pihak keluarga terkait pencarian yang sudah dilakukan tim SAR gabungan.
Proses pencarian yang dilakukan Tim SAR telah dilakukan sejak Ahad (10//3/2024) sore. Sebanyak 8 orang dikerahkan untuk melakukan penyusuran di sekitar lokasi kejadian.
Proses pencarian dilanjutkan pada hari Senin (10/3/2024). Selain tim penyelaman dan penyisiran sungai, Tim SAR juga mengerahkan tim kayak. Penyusuran yang dilakukan tim kayak dilakukan hingga sungai jembatan Sardjito lama.
"Untuk hari ini yang pasti dari pagi sampai siang ini kita sudah melakukan 2 sorti pencarian. 1 sorti itu pertama 4 tim, 4 regu atau 4 titik. Sorti kedua ada 5 tim," ungkapnya.
Advertisement