Rabu 06 Mar 2024 09:51 WIB

Darurat Bencana: Kabupaten Majalengka Diterjang 21 Bencana dalam Sehari

BPBD Majalengka sebut 12 diantara 21 bencana adalah banjir dan longsor

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Jalan tertutup longsor (ilustrasi). Longsor terjadi di ruas jalan Munjul-Ciandeu, Kabupaten Majalengka, Sabtu (25/1).
Foto: ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
Jalan tertutup longsor (ilustrasi). Longsor terjadi di ruas jalan Munjul-Ciandeu, Kabupaten Majalengka, Sabtu (25/1).

REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA -- Sebanyak 21 kejadian bencana alam melanda wilayah Kabupaten Majalengka pada Selasa (5/3/2024). Bencana diawali oleh hujan dengan intensitas tinggi dan durasi waktu yang lama, di hampir seluruh wilayah Kabupaten Majalengka sejak sore hingga malam hari.

Penata Penanggulangan Bencana Ahli Muda BPBD Majalengka, Rezza Permana, mengatakan, sebanyak 21 kejadian bencana itu terjadi di 21 desa/kelurahan yang tersebar di 13 kecamatan di Kabupaten Majalengka.

"Dari jumlah kejadian bencana itu, sebanyak 12 kejadian berupa longsor dan sembilan kejadian banjir," kata Rezza, Rabu (6/3/2024).

Rezza menyebutkan, bencana longsor itu terjadi di Desa Sindangpanji Kecamatan Cikijing, Kelurahan Munjul Kecamatan Majalengka, Desa Padarek dan Desa Margajaya Kecamatan Lemahsugih, Desa Banjaran dan Desa Sangiang KEcamatan Banjaran, Desa Wangkelang Kecamatan Cingambul, Desa Banyusari dan Desa Sukadana Kecamatan Malausma, Desa Siliwangi dan Desa Bantarujeg Kecamatan Bantarujeg serta Desa Sindangpano Kecamatan Rajagaluh.

Sedangkan bencana banjir, terjadi di Desa Pinangraja Kecamatan Jatiwnai, Desa Gunungsari Kecamatan Kasokandel, Desa Leuwiseeng dan Desa Bonang Kecamatan Panyingkiran, Desa Kadipaten, Desa Babakananyar, dan Desa Karangsambung Kecamatan Kadipaten serta Desa Dawuan dan Desa Gandu Kecamatan Dawuan.

Rezza menerangkan, dampak dari bencana longsor itu di antaranya menutup akses jalan sehingga tidak bisa dilalui kendaraan, membuat jembatan ambruk, mengakibatkan rumah rusak, tiang listrik roboh dan lainnya.

Sementara untuk bencana banjir, rata-rata ketinggian air berkisar antara 10 – 50 centimeter. Namun, di titik yang paling parah, ketinggian air ada juga yang mencapai 100 centimeter.

Namun, hingga kini belum dapat dipastikan jumlah warga terdampak bencana tersebut. Pendataan masih dilakukan.

BPBD pun menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat apabila terlambat dalam menangani seluruh bencana tersebut. Hal itu mengingat banyaknya kejadian bencana yang tersebar di puluhan desa. Sedangkan jumlah personel BPBD Majalengka terbatas.

"Kami bergerak sesuai skala prioritas penanganannya, dan semua tim juga sudah dikerahkan ke lokasi bencana untuk menanganinya," tukas Rezza.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement