Ahad 03 Mar 2024 07:34 WIB

BMKG Catat Ada 152 Gempa di Jabar Selama Februari 2024

BMKG mencatat ada sebanyak 150 gempa bumi di Jabar selama bulan Februari 2024.

Gempa. Ilustrasi. BMKG mencatat ada sebanyak 150 gempa bumi di Jabar selama bulan Februari 2024.
Foto: Reuters
Gempa. Ilustrasi. BMKG mencatat ada sebanyak 150 gempa bumi di Jabar selama bulan Februari 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kelas 1 Bandung mencatat selama periode Februari 2024 telah terjadi 152 kejadian gempa bumi di Provinsi Jawa Barat dan sekitarnya.

"Dari 152 kali kejadian, guncangan gempa bumi terbesar yang tercatat adalah 5,7 magnitudo dan yang terkecil tercatat adalah 1,1 magnitudo,” kata Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung Teguh Rahayu di Bandung, Sabtu (2/3/2024).

Baca Juga

Teguh menyampaikan berdasarkan kedalaman, pusat gempa bumi berkedalaman kurang dari 60 kilometer sebanyak 136 kejadian, dan antara 60-300 kilometer 16 kejadian.

“Sepanjang periode bulan Februari 2024 terdapat 12 kali gempa bumi yang dirasakan,” kata dia.

Lebih lanjut, dia menyebut salah satu gempa bumi terbesar pada Februari ini berkekuatan 5,7 magnitudo yang berpusat di Kabupaten Bayah, Banten pada Ahad (25/2).

Gempa tersebut dirasakan di Surade IV MMI, Pelabuhan Ratu, Bayah, Malimping, Cijaku, Cibadak, Labuan, Sawarna, Kelapanunggal, Garut, Tanjung Lesung III MMI, Sidareja, Cigeulis, Panimbang, Bandung, Lembang, Serang, Tangerang dan Tangerang Selatan II-III MMI.

“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi,” katanya.

Selain itu, BMKG menekankan pentingnya peningkatan pemahaman kepada warga dan pemangku kepentingan mengenai upaya mitigasi untuk meminimalkan dampak gempa di wilayah tersebut.

“Kami mengimbau jika terjadi gempa bumi, masyarakat diminta untuk tenang, waspada, serta tidak terpancing isu yang tidak bertanggung jawab,” kata Teguh.

BMKG Bandung memberikan rekomendasi bagi masyarakat untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak yang diakibatkan oleh gempa.

Jika terjadi gempa bumi, masyarakat agar tetap tenang, waspada, dan mengikuti arahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, serta informasi dari BMKG.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement