REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) berkomitmen terus mengembangkan industri kesehatan di Indonesia melalui peningkatan layanan spesialisasi sekaligus menjadi market leader. Group CEO LPKR sekaligus Komisaris Utama SILO John Riady menyampaikan industri kesehatan merupakan salah satu industri atau sektor yang penting dan perlu dikembangkan di Indonesia.
Terlebih lagi, perekonomian diperkirakan semakin bertumbuh dan kebutuhan akan fasilitas kesehatan semakin tinggi. LPKR melalui SILO akan terus melanjutkan ekspansi. "Kami memiliki misi untuk memenuhi kebutuhan healthcare di Indonesia, dan tentunya berkomitmen untuk terus bertumbuh," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (29/2/2024).
Anak usaha PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) di sektor layanan kesehatan ini merupakan pemimpin pasar untuk sejumlah layanan spesialisasi, seperti urologi, pulmonologi, kardiologi, dan neurologi. Layanan spesialisasinya juga menorehkan prestasi medis, seperti RS Siloam ASRI telah menyelenggarakan lebih dari 250 tindakan transplantasi ginjal dengan tingkat kesuksesan melebihi rata-rata global.
Kemudian, RS Siloam TB Simatupang mendapat Status Emas dari Organisasi Stroke Dunia (WSO) dalam penanganan pasien stroke, dan RS Siloam Sriwijaya berhasil melahirkan bayi ke-200 melalui Blastula klinik bayi tabung. Mochtar Riady Comprehensive Cancer Center (MRCCC) Siloam Jakarta sendiri menempati peringkat ke-63 sebagai rumah sakit kanker terbaik di Asia Pasifik. Dengan peringkat itu, MRCCC Siloam menjadi yang paling unggul di Indonesia.
BIMC Siloam Nusa Dua, Bali, juga resmi ditunjuk sebagai pusat wisata medis oleh Kementerian Kesehatan Indonesia. Program spesialisasi SILO turut berdampak terhadap pertumbuhan kinerja perseroan yang tercermin pada Average Revenue Per Occupied Bed (ARPOB) yang mencapai Rp 3,3 miliar pada tahun 2022.
SILO saat ini mengoperasikan 41 rumah sakit yang tersebar di 28 kota, menjadi yang terbesar di Indonesia dan bisa mencakup lebih dari 50 persen populasi. Siloam juga mencatatkan pendapatan Rp 8,24 triliun per September 2023, naik 21,55 persen dari Rp 6,93 triliun per September 2022.
Perinciannya, pendapatan rawat inap Rp 4,73 triliun per kuartal III 2023 naik dari sebelumnya Rp 3,86 triliun. Pendapatan rawat jalan Rp 3,51 triliun naik dari Rp 3,06 triliun per kuartal III 2022.
SILO mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 858,90 miliar. Laba bersih tersebut melonjak 91,20 persen dari sebelumnya Rp 449,21 miliar.