Kamis 22 Feb 2024 01:45 WIB

Demokrat Masuk Kabinet, Perseteruan Antara Jokowi dan Megawati Berpotensi Kian Meruncing

Dengan menggandeng Demokrat, Jokowi dinilai ingin lepas dari bayang-bayang Megawati.

Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri saat Rakernas IV PDIP di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (29/9/2023). Jokowi dan Megawati kini pisah jalan secara politik. (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri saat Rakernas IV PDIP di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (29/9/2023). Jokowi dan Megawati kini pisah jalan secara politik. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Febrian Fachri

Direktur Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin, melihat langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggandeng Partai Demokrat bergabung ke dalam pemerintahannya dengan memberikan jabatan Menteri ATR/BPN kepada Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengindikasikan Jokowi kian memperuncing perseteruan dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputeri. Saat Megawati masih belum benar-benar berdamai dengan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, Jokowi justru kian mesra dengan kubu Demokrat. 

Baca Juga

"Dengan memasukkan Partai Demokrat ke dalam pemerintahannya, dapat kita lihat kalau ini bentuk perlawanan Jokowi kepada Megawati secara terang-terangan. Karena Demokrat dan SBY masih dianggap musuh oleh PDIP dan Megawati," kata Ujang, Rabu (21/2/2024).

Ujang menyebut, sebenarnya Demokrat sudah sejak lama berkeinginan bergabung ke dalam pemerintahan Jokowi. Di mana Demokrat beberapa kali membuka komunikasi dengan Jokowi, Puan Maharani dan beberapa ketua partai pendukung Jokowi lainnya.

Tetapi, upaya Demokrat mendekati Jokowi dan PDIP selalu gagal lantaran Megawati sama sekali masih menutup pintu untuk Demokrat dan keluarga SBY. Dan pada Rabu (21/2/2024), Demokrat akhirnya memastikan diri menjadi bagian dari pemerintahan Jokowi.

Dilantiknya AHY menjadi Menteri ATR/Kepala BPN menandai akhir puasa Demokrat atas kursi kekuasaan. Dan besar kemungkinan Demokrat akan awet berada di lingkaran kekuasaan lima tahun ke depan karena mereka juga bagian dari koalisi pendukung Prabowo-Gibran. 

Ujang melihat Presiden Jokowi bermain cantik dengan memasukkan Partai Demokrat ke dalam pemerintahannya. Setelah pisah jalan dengan PDIP, PPP, Nasdem, dan PKB akibat Pilpres 2024, kini dengan kedatangan Demokrat, Ujang menyebut, kestabilan pemerintahan Jokowi di parlemen tetap terjaga sehingga peluang 'soft landing' sangat besar.  

"Jokowi main cantik agar bisa soft landing di Oktober 2024. Kalau Demokrat masuk, Jokowi tetap kuat walau PDIP beroposisi," ucap Ujang.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement