REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) akan menjadi tuan rumah untuk kompetisi di bidang offensive cybersecurity, Country-to-Country Catch the Flag (C2C CTF), pada 2026. Lewat kompetisi tersebut FTUI ingin memberikan platform kepada mahasiswa untuk mengasah keterampilan, menjalin kerja sama lintas negara, dan merespons tantangan di era digital.
"Melalui kompetisi ini, kami ingin memberikan platform bagi mahasiswa untuk mengasah keterampilan mereka, menjalin kerjasama lintas negara, dan merespons tantangan di era digital ini," ucap Dekan FTUI Heri Hermansyah dalam siaran pers, Rabu (7/2/2024).
Dia menjelaskan Program Studi Teknik Komputer Departemen Teknik Elektro (DTE) FTUI ditunjuk menjadi penyelenggara ajang kompetisi tingkat dunia itu. Menurut dia, keputusan menjadi tuan rumah untuk kompetisi C2C CTF pada tahun 2026 merupakan bagian dari komitmen FTUI terus mendukung pengembangan mahasiswa dalam bidang cybersecurity.
Keputusan itu dia sebut sejalan dengan inisiatif UI untuk bergabung dalam InterNational Cyber Security Center of Excellence (INCS-CoE), yang dimulai oleh Universitas Keio pada tahun 2016. INCS-CoE bertujuan untuk menciptakan kemitraan antar negara yang melibatkan pemerintah, industri, dan akademia.
Sejak 2020, UI telah mendirikan Cyber Awareness and Resilience Center (IdCARE), yang merupakan center of excellence dan inisiatif di tingkat nasional dan regional. Anggota dari INCS-CoE adalah universitas-universitas yang bereputasi dunia termasuk dalam bidang cybersecurity. UI saat ini menjadi satu-satunya anggota yang mewakili Indonesia.
Kompetisi C2C CTF ke-5 2024 akan diselenggarakan di Edith Cowan University (ECU), Perth, Australia, setelah sebelumnya digelar di Universitas Keio, Jepang, pada 2023. Pada 2020-2022, kompetensi diselenggarakan secara online karena pandemi Covid-19. Awalnya singkatan C2C berasal dari Cambridge-to-Cambridge, yang kemudian diubah menjadi Country-to-Country ketika beberapa negara bergabung sebagai steering committee.
Dalam C2C CTF, tiap peserta akan berkolaborasi dengan peserta dari negara lain sebagai tim, dan berlomba dengan tim lain untuk menyelesaikan beberapa tantangan dengan kemampuan hacking mereka.
Kompetisi ini diharapkan dapat memicu peningkatan kemampuan teknis di bidang cybersecurity bagi mahasiswa Indonesia, membuka wawasan mahasiswa dengan kolaborasi dan jaringan internasional, serta memperkuat posisi Indonesia dalam komunitas global cybersecurity.