Kamis 08 Feb 2024 15:43 WIB

Usulan Tiga Fase Gencatan Senjata dari Hamas yang Ditolak Netanyahu dan Optimisme Blinken

Netanyahu menolak usulan gencatan senjata Hamas demi klaim kemenangan total.

Tentara Israel dengan persenjataan berat berada dekat perbatasan Gaza (ilustrasi)
Foto:

Pada Rabu (7/2/2024), Benjamin Netanyahu menolak usulan terbaru dari Hamas untuk gencatan senjata. Netanyahu bersikeras menargetkan kemenangan total atas Hamas adalah satu-satunya solusi, karena menurutnya, tidak ada alternatif lain selain menghancurkan Hamas.

“Hari baru adalah hari setelah Hamas. Semua Hamas," katanya pada konferensi pers, dilansir dari Arab News, Kamis (8/2/2024).

 

"Hanya kemenangan total yang akan memungkinkan kita untuk memulihkan keamanan di Israel, baik di utara maupun di selatan,” sambungnya.

Seorang pejabat senior Hamas, Sami Abu Zuhri, menggambarkan pernyataan Netanyahu sebagai intimidasi politik yang menunjukkan niat pemimpin Israel untuk melanjutkan perang di Gaza. Sementara, pejabat Hamas lainnya, Osama Hamdan, mengatakan delegasi Hamas yang dipimpin oleh pejabat senior Hamas Khalil Al-Hayya akan melakukan perjalanan pada Kamis (8/2/2024) ke Kairo, untuk melanjutkan pembicaraan gencatan senjata dengan mediator Mesir dan Qatar.

Pekan lalu, Israel menyatakan rencana mereka untuk menyerbu Rafah, rencana yang dinilai Sekjen PBB Antonio Guterres, "akan menambah apa yang sudah menjadi mimpi buruk bagi kemanusiaan dengan konsekuensi regional yang tak terperikan".

Di Rafah, daerah selatan Gaza, saat ini terdapat sekitar 2,3 juta rakyat Palestina yang terdesak di perbatasan dengan Mesir. Rencana penyerbuan oleh Israel ke Rafah diperkirakan akan membuat korban jiwa berjatuhan dalam jumlah yang sangat besar.

 

Pada Rabu (7/2/2024), pejabat kesehatan Palestina menyatakan, serangan udara Israel membunuh tiga warga di sebuah rumah di Rafah. Pejabat itu menambahkan, seorang pejaba polisi dan anggota Hamas, Majdi Abdel-Al, ikut terbunuh saat mobil yang mereka tumpangi untuk mengawal truk bantuan pengungsi, dibom Israel.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement