Rabu 07 Feb 2024 12:37 WIB

Beredar Kabar Polisi Paksa Rektor Beri Testimoni Baik ke Jokowi, Ini Klarifikasi Mabes

Kabaharkam Polri setiap hari punya peran untuk mendatangi kelompok masyarakat.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Teguh Firmansyah
Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri Komjen Pol Muhammad Fadil Imran
Foto: Republika/Prayogi
Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri Komjen Pol Muhammad Fadil Imran

REPUBLIKA.CO.ID,  BOGOR  -- Mabes Polri menanggapi keluhan dari sejumlah rektor dan akademisi di Jawa Tengah (Jateng) tentang dugaan pemaksaan pihak kepolisian untuk memberikan testimoni positif pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kabaharkam Polri Komisaris Jenderal (Komjen) Fadil Imran mengatakan, situasi tersebut hanya kebetulan.

Fadil mengatakan, saban harinya, anggota polisi punya peran untuk mendatangi orang-orang, atau kelompok masyarakat. “Bukan hanya rektor saja yang didatangi polisi,” kata Fadil usai Apel Gelar Pasukan Pengamanan Pemilu 2024 di Lapangan Singa Lodaya Cikeas, Bogor, Jawa Barat (Jabar), Rabu (7/2/2024). 
 
Menurut Fadil, kepolisian setiap hari juga mendatangi tokoh masyarakat, tokoh agama, pun juga tokoh-tokoh kepemudaan. Adanya tudingan dari sejumlah akademisi maupun rektorat yang menyampaikan adanya paksaan untuk membuat testimoni positif tentang pemerintahan Jokowi tersebut, merupakan penilaian yang keliru.
 
Namun ia tak menampik, aktivitas anggota kepolisian mendatangi rektor itu dianggap sebagai intimidasi karena berbarengan dengan momen sivitas akademik dari sejumlah universitas mendeklarasikan penilaian berbeda tentang rezim pemerintahan Jokowi. 
 
“Ini barangkali karena yang didatangi rektor-rektor saja, kemudian ada momentum-momentum seperti itu, yang kemudian menjadi sebuah perbincangan,” kata Fadil.
 
Jikapun dalam pertemuan dengan rektor tersebut ada anggota, atau pihak kepolisian yang dinilai melakukan intimidasi ataupun pemaksaan, Fadil meminta agar disampaikan berdasarkan dengan bukti-bukti. Ia tak ingin intimidasi maupun pemaksaan tersebut hanya menjadi informasi yang sulit diuji pembuktian, dan penindakanya.
 
“Yang pasti, kita akan mengambil langkah yang objektif sesuai hukum. Kan itu katanya, yang akan dilihat pastinya. Tapi apapun itu, pastinya akan kita tindak lanjuti secara objektif,” begitu ujar Fadil.  
 
Beberapa rektor dan akademisi dari sejumlah universitas di Jateng belakangan mengeluhkan secara terbuka tentang adanya dugaan intimidasi, dan pemaksaan dari pihak-pihak kepolisian untuk menyampaikan tentang keberhasilan pemerintahan Jokowi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement