REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Keluarga Mahasiswa (KM) ITB ikut merespons tentang wacana student loan atau pinjaman pelajar yang digulirkan oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani. Mereka mengapresiasi rencana tersebut dengan catatan tidak berbunga dan memberatkan mahasiswa.
Ketua KM ITB Muhammad Yogi Syahputra menilai wacana yang digulirkan tentang student loan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani patut diapresiasi dan cukup baik. Sebab kebijakan tersebut diharapkan dapat membantu mahasiswa.
"Suatu hal yang cukup baik karena pada dasarnya pinjaman itu, student loan bisa membantu teman mahasiswa," ucap dia seusai rapat dengan pihak rektorat ITB, Selasa (30/1/2024).
Namun begitu, ia memberikan catatan kritis tentang student loan. Yogi menegaskan apabila rencana student loan terealisasi tidak berbunga dan memberatkan mahasiswa.
"Asal tidak berbunga dan memberatkan mahasiswa," kata dia. Ia menyebut seharusnya student loan dapat diubah menjadi beasiswa untuk mahasiswa.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, pemerintah tengah mengkaji pembentukan student loan atau pinjaman pelajar. Pengkajian itu menanggapi ramainya kabar soal Institut Teknologi Bandung (ITB) yang menawarkan pembayaran uang kuliah menggunakan fintech peer to peer (P2P) lending atau pinjaman online (pinjol).
Sri Mulyani meminta Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) di bawah Kementerian Keuangan agar membahas pengembangan student loan. "Terkait adanya mahasiswa yang membutuhkan bantuan pinjaman, kita sekarang sebetulnya sedang membahas dalam dewan pengawas LPDP, meminta LPDP untuk kemungkinan mengembangkan yang disebut student loan," ujar dia dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (30/1/2024).
Ia pun mewaspadai timbulnya masalah jangka panjang akibat student loan. Hal ini menjadi masalah seperti di Amerika Serikat. Perlu diketahui, di negara tersebut, pembayaran cicilan student loan dilakukan saat mahasiswa telah lulus dan sudah bekerja.