Lalu, kebakaran yang diduga akibat gas sebanyak 205 kasus (8,97 persen), membakar sampah 337 kasus (14,74 persen), rokok 130 kasus (5,69 persen), dan penyebab lainnya seperti obat nyamuk bakar, korek api, dan mobil. Aneka penyebab lainnya sebanyak 397 kasus (17,37 persen).
Sebelumnya, anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Israyani mengingatkan warga yang tinggal di permukiman padat untuk secara berkala memeriksakan instalasi listrik. Ini penting untuk mencegah terjadinya kebakaran, apalagi di tengah cuaca ekstrem seperti sekarang ini.
"Saya kira perlu memeriksakan instalasi listrik secara berkala," kata Israyani kepada wartawan di Jakarta, Kamis (11/1/2024).
Israyani mengaku khawatir saat hujan lebat dan angin kencang berisiko menyebabkan korsleting listrik, apalagi kalau terjadi di wilayah padat penduduk kerugian yang dialami bisa sangat besar. Terlebih, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi sebagian wilayah Jakarta pada pekan ini dilanda hujan disertai angin kencang, petir, ataupun kilat.