Mengenai kejadian KDRT yang diceritakan As, yang melaporkan pertama adalah PD sendiri pada Sabtu (2/12/2023). Lalu istrinya juga melapor ke pihak RT. Saat itu kondisi istri D sudah terlihat lebam di bagian wajah.
“PD lapor ke saya kalau dia berantem sama istrinya. Saya bilang, lapor masalah beginian ke RT. Saya kira datangi saya mau lunasi uang kontrakan,” ujar As.
As mengaku jarang sekali bertemu dengan istri PD lantaran bekerja sejak pagi sampai malam. Sedangkan, PD setiap hari selalu ada di rumah menjaga ke empat anaknya, V (6 tahun), S (4 tahun), A (3 tahun) dan A (1 tahun). Pernah suatu ketika, As berinisiatif mendatangi rumah tersebut pada hari libur untuk mengultimatum agar segera melunasi tunggakan kontrakan selama 4 bulan.
Namun, begitu sampai di rumah PD, As gagal mengultimatum begitu melihat ke empat anaknya yang masih kecil-kecil. “Kadang-kadang kalau dia libur saya ke situ, saya nggak tega lihat anak kecil-kecil. Saya manusiawi kok,” ucap As.
Namun, begitu mendapat laporan adanya kejadian KDRT di rumah PD, As merasa kesabarannya sudah habis. Dia sudah berniat menyuruh keluarga tersebut pindah karena dapat mengganggu ketentraman warga. Lagi pula menurut As, PD juga tidak menunaikan kewajibannya membayar kontrakan.