Jumat 01 Dec 2023 22:26 WIB

Walkot Idris Tunggu Investigasi DLHK Soal Busa Kali Cimanggis

Walkot Depok Mohammad Idris masih tunggu investigasi DLHK soal busa di Kali Cimanggis

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Bilal Ramadhan
Busa di sungai (ilustrasi). Walkot Depok Mohammad Idris masih tunggu investigasi DLHK soal busa di Kali Cimanggis.
Foto: ECOTON
Busa di sungai (ilustrasi). Walkot Depok Mohammad Idris masih tunggu investigasi DLHK soal busa di Kali Cimanggis.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -– Wali Kota Depok, Mohammad Idris memgatakan peristiwa busa yang menutupi Kali Baru di RT 01/01 Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis masih diinvestigasi. Sumber busa yang menutupi kali tersebut masih dalam penyelidikan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok.

“Kemarin masih diselidiki, ini busa atau buih apa, namanya itu kan harus dilihat, benar enggak ini dari limbah pabrik,” kata Idris dikutip dari situs informasi Pemkot Depok, Jumat (1/12/2023).

Baca Juga

Menurut Idris, jika memang ada dugaan busa berasal dari limbah pabrik, maka harus diselidiki pabrik yang mana, lalu apa jenis limbahnya. Ada juga kemungkinan busa bersumber dari sabun atau limbah rumah tangga yang mengendap di sungai.

“Ini juga kan enggak sembarangan, jenisnya mana ini, limbahnya limbah yang mana nih, apakah memang dari rumah tangga, sabun misalnya, sebab menggunakan sabun banyak, lama-lama akan jadi gini juga (busa),” katanya.

Hingga saat ini, dirinya masih menunggu laporan dari DLHK Depok, terkait hasil penyelidikan dugaan pencemaran  sungai itu. “Masih dalam penyelidikan, sekarang lagi di tangani DLHK,” ujarnya.

Sementara Kadis LHK Kota Depok Abdul Rahman mengatakan pihaknya masih menunggu uji lab sekitar 10 hingga 14 hari untuk mengetahui persis penyebab munculnya busa. Sejumlah perusahaan kimia, tempat cuci mobil, retail hingga permukiman di sepadan sungai itu telah diinvestigasi.

"Masih pendalaman semua, bukan hanya PT BASF, ada Bima Eka Raya, ada PT Bayer Indonesia kemudian ada cucian mobil, retail termasuk juga pemukiman. Jadi ini sifatnya memang kita masih melakukan verifikasi dan investigasi terkait busa itu," jelas Abdul Rahman kepada republika.co.id, Jumat (1/12/2023).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement