Jumat 01 Dec 2023 20:28 WIB

Novel Baswedan Pernah Dengar Kabar Agus Rahardjo Sempat Mau Mundur dari KPK

Novel mendengar Agus Rahardjo mau mundur saat dalam pengobatan matanya di Singapura.

Rep: Ali Mansur, Dessy Suciati Saputri/ Red: Andri Saubani
Mantan penyidik senior KPK Novel Baswedan besama Koalisi Masysrakat Sipil Anti Korupsi menggelar aksi di depan Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis (23/11/2023). Aksi tersebut merupakan bentuk dukungan terhadap Kepolisian untuk mengungkap kasus pemerasan yang dilakukan Ketua KPK Firli Bahuri kepada tersangka mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL). Dalam aksinya massa membawa sejumlah atribut seperti topeng berwajah Firli Bahuri dan tersangka mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL), raket dan kok bulu tangkis, karangan bunga hingga gerobak nasi goreng. Sejumlah mantan pegawai KPK yang disingkirkan karena tak lolos Tes Wawasan kebangsaan (TWK) turut hadir dalam aksi tersebut, juga mantan Pimpinan KPK seperti Abraham Samad hingga Bambang Widjojanto dan mantan penyidik senior KPK, Novel Baswedan. Selain itu, mereka juga menggelar aksi potong rambut massal yang diikuti sejumlah masa aksi dan eks Pimpinan KPK. Untuk diketahui, Ketua KPK Firli Bahuri telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Metro Jaya, karena diduga melakukan pemerasan kepada SYL
Foto: Republika/Thoudy Badai
Mantan penyidik senior KPK Novel Baswedan besama Koalisi Masysrakat Sipil Anti Korupsi menggelar aksi di depan Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis (23/11/2023). Aksi tersebut merupakan bentuk dukungan terhadap Kepolisian untuk mengungkap kasus pemerasan yang dilakukan Ketua KPK Firli Bahuri kepada tersangka mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL). Dalam aksinya massa membawa sejumlah atribut seperti topeng berwajah Firli Bahuri dan tersangka mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL), raket dan kok bulu tangkis, karangan bunga hingga gerobak nasi goreng. Sejumlah mantan pegawai KPK yang disingkirkan karena tak lolos Tes Wawasan kebangsaan (TWK) turut hadir dalam aksi tersebut, juga mantan Pimpinan KPK seperti Abraham Samad hingga Bambang Widjojanto dan mantan penyidik senior KPK, Novel Baswedan. Selain itu, mereka juga menggelar aksi potong rambut massal yang diikuti sejumlah masa aksi dan eks Pimpinan KPK. Untuk diketahui, Ketua KPK Firli Bahuri telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Metro Jaya, karena diduga melakukan pemerasan kepada SYL

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan mengaku pernah dengar mendengar perihal eks ketua KPK, Agus Rahardjo diminta untuk menghentikan perkara kasus KTP elektronik atau e-KTP oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia juga mendapatkan kabar Agus berniat mengundurkan diri jabatannya.

“Iya saya memang pernah dengar cerita itu, saya saat itu ada di Singapura, sedang berobat,” jelas Novel Baswedan saat ditemui awak media di Mabes Polri, Jumat (1/12/2023). 

Baca Juga

 

Menurut informasi yang didapatnya, kata Novel, Agus hendak mengundurkan diri lembaga antirasuah tersebut. Hal itu terjadi lantaran yang bersangkutan ingin kasus yang menyeret Setya Novanto alias Setnov dalam pusaran kasus korupsi e-KTP tetap dilanjutkan. Ketika itu, Setnov menjabat sebagai ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Partai Golkar. 

"Seingat saya malah Pak Agus sempat mau mengundurkan diri itu. Jadi untuk bertahan dalam komitmen untuk perkara SN tetap dijalankan. itu Pak Agus sempat mau mengundurkan diri,” kata dia.

Namun demikian, Novel mengaku, informasi tersebut didapat bukan langsung dari Agus sendiri. Melainkan dari seorang pegawai KPK. Sebab pada saat itu, dirinya tengah berobat di Singapura. Sehingga, dia tidak mengetahui secara detail cerita pertemuan antara Jokowi dengan Agus di Istana Negara tersebut.

 

“Detailnya saya nggak tahu, jadi saya waktu itu sedang sakit di Singapura sedang berobat. Ceritanya, tentunya saya tidak langsung ya. Jadi cerita itu saya dengar-dengar, dari pegawai KPK lain yang bercerita," jelas Novel.

Kabar ini mencuat ketika Agus Rahardjo mengungkap permintaan Jokowi agar kasus korupsi e-KTP yang menyeret Setnov dihentikan. Dalam pengakuannya, Agus mengaku dipanggil sendirian oleh Jokowi di Istana Negara. Ketika itu Jokowi didampingi oleh Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno.

 

“Di sana begitu saya masuk, presiden sudah marah. Menginginkan karena saya baru masuk itu teriak ‘hentikan’. Setelah saya duduk baru saya tahu bahwa yang disuruh hentikan adalah kasusnya Pak Setnov, ketua DPR waktu itu punya kasus e-KTP supaya tidak diteruskan,” ungkap Agus saat menjadi tamu di program talkshow salah satu televisi swasta. 

photo
Karikatur Opini Republika : Ketua KPK Jadi Tersangka - (Republika/Daan Yahya)

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement