REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, meminta masyarakat mewaspadai kejadian angin kencang yang berpotensi terjadi pada musim peralihan dari musim kemarau ke hujan. Fenomena ini diprediksi terjadi pada awal Desember 2023.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Bantul Antoni Hutagaol di Bantul, Rabu, mengatakan BPBD sudah mengadakan rapat internal bersama Pusdalops dan tim reaksi cepat (TRC), termasuk koordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). "Sudah ada rilis dari BMKG bahwa sampai Desember kondisi hujan masih di bawah normal, jadi tetap hujan, tetapi hujannya tidak terlalu. Yang perlu diwaspadai musim peralihan Desember ini adalah angin kencang," kata dia, Rabu (29/11/2023).
Dampak dari angin kencang tersebut, kata dia, adalah pohon tumbang hingga baliho roboh yang tidak kuat diterjang angin kencang, dan bisa membahayakan orang yang ada di bawahnya. Oleh karena itu, kata dia, imbauan kepada masyarakat Bantul agar meningkatkan kewaspadaan, meski sudah masuk musim hujan, masih awal, sehingga pada masa peralihan musim ini angin kencang justru berpotensi.
"Masyarakat agar bersiap bagaimana pohon-pohon yang sudah rimbun atau sudah tua ditebangi agar kalau ada angin kencang tidak ambruk, sampah- sampah juga dibersihkan karena kalau sudah terjadi hujan, bisa berakibat banjir," katanya.
Dia mengatakan pada awal hujan akhir November dan diperkirakan hingga awal Desember nanti intensitas belum tinggi, dampak kekeringan akibat musim kemarau panjang juga masih dirasakan sebagian masyarakat Bantul. "Jadi, sampai saat ini masyarakat masih banyak yang minta distribusi air, karena situasi masih kering. Setelah itu kita susul juga dengan status jaga banjir, tanah longsor, dan angin kencang hingga Februari 2024," katanya. Menurut dia, ketika musim hujan dengan intensitas tinggi, sebagian wilayah Bantul, terutama selatan rawan tergenang banjir, dan sebagian wilayah yang berada di lereng perbukitan rawan tanah longsor.