Jumat 24 Nov 2023 22:45 WIB

UNESCO: Subak di Bali Contoh Ideal Relasi Manusia dan Perairan

Subak memiliki prinsip yang menyatukan tiga unsur melalui prinsip Tri Hita Karana.

Seorang petani bekerja di ladang dengan sistem irigasi teras tradisional yang disebut subak di Jatiluwih di Tabanan, Bali.
Foto:

Khan mendorong lebih banyak pemerintah maupun pihak swasta hingga masyarakat umum untuk lebih sering berdiskusi demi mendengar pandangan satu sama lain.

"Elemen yang kita sebut sebagai 'warisan yang hidup' (living heritage) sangatlah penting, di China juga ada contoh menarik seperti Festival Perahu Naga, namun selain festival itu ada juga orang-orang yang tinggal di sepanjang sungai dan air sebagai bagian dari komunitas dapatkah mereka menjangkau sistem air bersih, namun sekaligus fasilitas lainnya sehingga menjaga air pun menjadi tanggung jawab bersama," ungkap Khan.

Anggota Komite Pengarah Partai Komunis China (PKC) Provinsi Jiangsu dan juga sekretaris dari Komite PKC Kota Nanjing Han Liming mengatakan hampir semua peradaban besar ada di pinggir sungai. Termasuk di China, yaitu di Sungai Yangtze dan Sungai Kuning.

"Dialog antara peradaban-peradaban besar di tepi sungai sangat penting bukan hanya pada masa lalu, tapi lebih lagi pada masa kini untuk menghubungkan kota-kota besar di dunia," kata Han.

Sejak 29 Juni 2012, dalam sidang ke-36 Komite Warisan Dunia UNESCO di Saint Peterburg, Rusia, pengusulan Subak sebagai Warisan Budaya Dunia telah disetujui dan ditetapkan oleh UNESCO. Sesuai dengan pengajuannya, Subak di Bali yang memiliki luas sekitar 20 ribu hektare terdiri atas subak yang berada di lima kabupaten, yaitu kabupaten Bangli, Gianyar, Badung, Buleleng, dan Tabanan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement