Ahad 19 Nov 2023 18:55 WIB

Musim Kemarau Beralih ke Musim Hujan, Masyarakat Diminta Waspadai Penyakit Flu

Penyakit flu umumnya meningkat saat pergantian musim.

Seorang wanita mengalami flu (ilustrasi). Dinkes Kota Bengkulu mengimbau masyarakat mewaspadai penyakit flu yang umumnya meningkat saat musim hujan.
Foto: Republika/Mardiah
Seorang wanita mengalami flu (ilustrasi). Dinkes Kota Bengkulu mengimbau masyarakat mewaspadai penyakit flu yang umumnya meningkat saat musim hujan.

REPUBLIKA.CO.ID, KOTA BENGKULU -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bengkulu mengimbau seluruh masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko penyebaran penyakit flu. Penyakit tersebut umumnya meningkat saat pergantian musim.

Plt Kepala Dinkes Kota Bengkulu Joni Haryadi Thabrani mengatakan, perubahan musim sering kali menjadi pemicu meluasnya kasus flu di kalangan masyarakat. "Ketika terjadi pergantian musim, kita sering menyaksikan peningkatan kasus penyakit flu. Faktor perubahan cuaca dan kelembapan udara dapat memberikan kondisi yang mendukung penyebaran virus flu," ujar dia di Kota Bengkulu, Ahad (19/11/2023).

Baca Juga

Untuk mencegah hal tersebut, masyarakat dapat menjaga daya tahan tubuh dan menghindari kerumunan. "Masyarakat diharapkan untuk meningkatkan kewaspadaan, menjaga kebersihan diri, sering mencuci tangan, dan menggunakan masker, terutama dalam situasi di mana interaksi sosial tinggi," katanya.

Selain itu, kelompok seperti anak-anak, lansia dan individu dengan kondisi kesehatan tertentu yang lebih rentan atau mudah terserang penyakit flu. Oleh karena itu, terang Joni, Dinas Kesehatan Kota Bengkulu akan terus melakukan sosialisasi dan edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan penyakit flu, khususnya di periode pergantian musim.

Sementara itu, sejak Januari hingga Agustus 2023 kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di wilayah tersebut mencapai 11.769 kasus. Meskipun jumlah kasus ISPA di Kota Bengkulu cukup tinggi, tapi masyarakat diminta untuk tidak perlu khawatir karena penyakit tersebut dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu tujuh hingga 14 hari.

Namun, warga juga harus tetap menjaga kesehatan dengan mengkonsumsi air putih yang banyak, makanan bergizi dan istirahat yang cukup. "Jika memiliki gejala seperti demam disarankan minum obat penurun panas tapi disarankan untuk tidak mengkonsumsi obat," kata Joni. 

Hal tersebut dilakukan guna mencegah meningkatnya kasus penyakit infeksi saluran pernapasan atas di tengah masa kemarau yang masih terjadi. Joni menjelaskan, penyebab penyakit ISPA disebabkan karena virus ataupun bakteri yang dapat menyerang ke semua usia baik dari balita hingga lansia, khususnya yang fisiknya lemah. Selain itu, para pekerja lapangan juga rentan terkena dan sehingga masyarakat disarankan untuk menggunakan masker karena berhadapan langsung dengan debu dan polusi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement