Erma menerangkan, fenomena seperti puting beliung yang terjadi di Cimenyan, Bandung, Jawa Barat, pada 28 Maret 2021 disebabkan oleh bow echo. Bow echo itu terbentuk dipicu oleh prakondisi pembentukan MCC yang diremote oleh bibit siklon tropis Seroja.
“Pada fenomena ini terbentuk dua meso-vorteks yang memicu puting beliung dengan kekuatan 56 km/jam. Badai ekstrem yang terjadi bisa disertai angin yang kencang sekali. Angin kencang ini yang bisa merusak infrastruktur jika terjadi di darat,” kata dia.
Kepada Republika.co.id, dia menjelaskan lebih lanjut perkembangan dari bow echo, yakni comma echo. Menurut dia, bow echo yang terpelihara dapat membentuk comma echo yang ditandai dengan struktur antara kepala dan ekor yang sama-sama membesar karena terdapat pusaran angin atau vorteks yang terus membesar pada ujung-ujungnya.
Dampak dari comma echo lebih besar daripada bow echo. “Bentuk lengkungan pun semakin melengkung yang menunjukkan di bagian tengah lengkungan terjadi fenomena angin kencang atau wind gust dan hujan ekstrem yang seragam dan meluas seakan-akan ada ‘awan’ yang jatuh dari langit atau downburst,” tegas Erma lewat pesan singkat.
Banjir pada Maret di Bandung...