Sabtu 18 Nov 2023 00:51 WIB

Tiga Kategori Cuaca Ekstrem Pernah Terjadi di Indonesia, Apa dan Bagaimana Cirinya?

Masyarakat diimbau tetap siaga menghadapi bencana hidrometeolologi.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Agus raharjo
Mendung menyelimuti kawasan Bundaran Hotel Indonesia di Jakarta, Sabtu (15/10/2022). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika merilis cuaca ekstrem akan terus berlanjut hingga sepekan ke depan dan diprediksi akan terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia.
Foto:

Erma menerangkan, fenomena seperti puting beliung yang terjadi di Cimenyan, Bandung, Jawa Barat, pada 28 Maret 2021 disebabkan oleh bow echo. Bow echo itu terbentuk dipicu oleh prakondisi pembentukan MCC yang diremote oleh bibit siklon tropis Seroja.

“Pada fenomena ini terbentuk dua meso-vorteks yang memicu puting beliung dengan kekuatan 56 km/jam. Badai ekstrem yang terjadi bisa disertai angin yang kencang sekali. Angin kencang ini yang bisa merusak infrastruktur jika terjadi di darat,” kata dia.

Kepada Republika.co.id, dia menjelaskan lebih lanjut perkembangan dari bow echo, yakni comma echo. Menurut dia, bow echo yang terpelihara dapat membentuk comma echo yang ditandai dengan struktur antara kepala dan ekor yang sama-sama membesar karena terdapat pusaran angin atau vorteks yang terus membesar pada ujung-ujungnya.

Dampak dari comma echo lebih besar daripada bow echo. “Bentuk lengkungan pun semakin melengkung yang menunjukkan di bagian tengah lengkungan terjadi fenomena angin kencang atau wind gust dan hujan ekstrem yang seragam dan meluas seakan-akan ada ‘awan’ yang jatuh dari langit atau downburst,” tegas Erma lewat pesan singkat.

Banjir pada Maret di Bandung...

photo
Karikatur opini banjir pulau Jawa - (republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement