REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau Jawa Tengah hingga Nusa Tenggara Timur (NTT) agar mewaspadai kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Potensi ini tetap perlu diwaspadai meskipun telah memasuki masa transisi dari musim kemarau ke musim hujan.
Kepala Pusat Data Informasi, Komunikasi dan Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan fenomena El Nino masih memiliki pengaruh pada masa peralihan ke musim hujan ini. "Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara yang masih kita waspadai kebakaran hutan dan lahan meskipun kita sudah masuk transisi dari kemarau ke hujan, tetapi ini masih didorong oleh fenomena regional," ujar Abdul, Senin (13/11/2023).
Abdul mengatakan, fenomena gelombang ekuatorial rossby membawa pengaruh potensi peningkatan intensitas hujan di wilayah Aceh, Sumatra Utara, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, utara Sulawesi, dan Papua pada 12-18 November. "Untuk bagian tengah, selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara itu mungkin kita masih tetap waspada terhadap terbakarnya lahan kering dalam empat bulan terakhir, meskipun sudah tersiram hujan, tetapi masih cukup rentan terbakar," kata dia.
Selain itu, kawasan Sulawesi Selatan dan Maluku juga perlu perhatian terhadap rawan kekeringan. Menurut dia, fenomena El Nino sebenarnya masih akan berpengaruh di Indonesia sampai bulan Maret dan April 2024. Namun, tentu saja intensitasnya tidak separah dalam 4 bulan terakhir.
"Terlebih lagi, karena secara monsun sudah mulai memasuki musim hujan, secara otomatis pengaruh El Nino tidak sesignifikan empat bulan ke belakang yang membutuhkan kewaspadaan pada karhutla," katanya.